Suasana Unit gawat darurat Rumah sakit Al -islam Bandung sore itu sangatlah ricuh, seorang anak kecil menangis menjerit -jerit tidak mau lepas dari genggaman ibunya yang saat itu masuk keruang ICU karena membutuhkan penanganan medis yg cukup serius, karna detak jantung ibu tersebut semakin melemah, banyak sekali orang yang berkerumun saat itu untuk membujuk gadis kecil berkerudung merah jambu itu ,umurnya sekitar 5 tahun , Semua orang bergantian merayu bocah itu agar berhenti menangis meraung-raung memanggil-manggil ibunya , yang kala itu sedang berjuang antara hidup dan mati dengan polosnya dia berteriak ''aku pengen ikut sama bubu'' . semua orang yang ada disekitar berusaha menenangkannya , dibujuk dengan berbagai macam carapun tidak membuat anak ini menghentikan tangisannya.
Aku sangat terenyuh ingin sekali tahu ada apa, kok banyak sekali ibu-ibu dan satpam berkumpul di sudut ruangan dekat pintu Unit gawat darurat saat itu. Kebetulan aku sedang menelepon ibuku yang ada didalam kamar pasien ''udah dulu ya Ma.. ada anak nangis nanti aku keruangan nyusul'' buru-buru mematikan telepon genggamku . Penuh rasa ingin tahu aku menghampiri kerumunan orang-orang itu. kulihat anak kecil yg sedang sesenggukan meronta ingin melihat keadaan Ibunya yg saat itu sedang kritis, kugapai dan ku peluk tangan kecilnya sambil berkata
''kenapa sayang? kenapa nangis? yuk peluk sama kakak sini cerita'' dalam sekejap tangisannya mulai menurun , kuseka air matanya dengan tissue yg kubawa sini dengan perasaan penuh haru dan ingin tahu kubawa anak itu duduk sembari kulahunkan kepangkuan kakiku.
''coba sayang minum dulu, terus sayang cerita sama kakak kenapa sayang nangis'' anak manis itu menjawab dengan nafas tersengal-sengal sesenggukan
dan malah kembali bertanya padaku
''bubu gak akan mati kan kaaa?? '' ''ayook ..kak telpon papihhh..bilangin sama papih bubunya mau mati huhuhuhuuuuuuuu'' sembari masih terisak tangis
Hatiku ikut sedih mendengar pertanyaan nya kutenangkan ia dengan meyakinkan dia agar perasaannya membaik , terpaksa aku berbohong untuk mengalihkan perhatiaannya.
'' iyaa sayanggg.. bubu kamu baik2 aja kok, sekarang itu lagi didalem ,bubunya lagi makan gak boleh diganggu dulu''
''kakak , gak bohongin aku kan kak? bubu nya ga akan mati?'' tanya gadis itu untuk diyakinkan
''iyaaa..kakak ga bohong , bubu kamu bakalan baik-baik saja, oh iya nama sayang siapa?'' tanyaku sembari mengusap - ngusap kepalanya
''nama aku Vanya kak''...
Tiba-tiba satpam menghampiriku dengan membawa nasi bungkus, menyodorkannya padaku dan meminta tolong agar aku menyuapi Vanya yang belum makan apa-apa sedari pagi . tanpa banyak tanya akupun kembali membujuk Vanya untuk mau makan
''Vanya sayanggg, makan dulu yuk kakak suapin''
''Enggak akh, gamau Vanya gak laper'' Vanya menolak makan seolah selera makannya lenyap karna masih memikirkan kondisi ibunya ''Vanya mau bubu kaak...pengen ketemu bubu''
''Sayang...kalo sayang mau ketemu bubu, dan pengen bubunya cepet sembuh sayang harus makan, pasti bubu bakalan sedih banget kalo Vanya gamau makan dan ikutan sakit, sayang makan yah sini buka mulutnya kakak suapin''
Vanya mengangguk setuju dan mau untuk makan , dalam hati masih ada penasaran yg bergelayut di pikiranku. kemana keluarga pasien ini? kenapa anak sekecil ini ditinggal sendirian disini tanpa ada yg mengawasi, dan tidak ada rasa takut kalau-kalau ada orang yg berbuat jahat sama anak ini, kualihkan perhatiannya dengan mengajaknya bercerita hingga dia pun tertidur dikursi ruang tunggu rumah sakit.
Seorang perawat datang menghampiriku dan mengucapkan terimakasihnya
''Haduh ,dek terimakasih ya udah mau tenangkan anak ini. sama beberapa orang dibujuk baru bisa berhenti setelah kamu bujuk '' sambil menghela nafas menatap haru Vanya ''Kasihan anak ini ckckck ..'' ujarnya sembari menggelengkan kepala
''sama-sama suster, Emmh... ngomong-ngomong keluarganya Vanya memang kemana ya sus? kok tadi suster bilang kasihan'' tanyaku penasaran
Perawat itu duduk disebelahku dan berkata '' Iya, kasihan Ibunya Vanya pasien dengan penyakit gagal ginjal , kondisinya sudah semakin parah dan memburuk dari tadi memuntahkan banyak darah dari mulut, istilahnya ''hanya menunggu waktu'' sejak diantarkan kerumah sakit memang tidak ada satupun kerabat yg datang mengunjungi atau menengok kecuali anaknya yang laki-laki itupun hanya sesekali''
aku : ''Astagfirullahaladziimmm...Innalilahi Ya allah terus biaya rumah sakitnya siapa yang tanggung sus?, terus kenapa Vanya diterlantarkan juga disini''
perawat : ''Yahh rumah sakit yang tanggung di gratiskan, Kakaknya pernah cerita kalau ibu dan bapaknya Vanya sudah bercerai, mereka 4 bersaudara, anak yg bayi sudah diberikan sama tantenya ,dan yang 3 tahun diadopsi sama orang lain. tinggal Vanya yang berada disamping ibunya saat ini . Kakaknya biasanya akan datang tapi itu jarang, kasihan sekali nasib anak ini'' ditatapnya anak itu penuh dengan tatapan sendu .
aku : ''Umm sus boleh gak aku, nengok ibunya Vanya? aku miris banget dengernya sus, anak sekecil ini sudah menanggung beban sebegitu berat itu , aku prihatin!!! ''
perawat : ''Oh boleh tentu boleh silahkan ,besok saja ya dijam besuk tempatnya beliau ada di ruang isolasi disana tapi adek cuman bisa menengoknya dari kaca saja ya'' sambil menunjukan kamar isolasi pasien '' iya, saya juga sangat prihatin, kalo nanti tidak ada yg merawat Vanya saya akan rawat anak ini seperti anak sendiri'' sembari melanjutkan jawabannya
Hari itu waktu menujukan pukul 20.30 aku berpamit pada ibuku yg menjaga adik yang sedang dirawat saat itu dan akan kembali besok pagi secepatnya , bergantian menunggu adik dirumah sakit , hatiku miris benar , iba, sakit, pedih dan rasanya aku harus banyak berterimakasih pada kehidupan tidak seharusnya aku sering mengeluh pada apa yang sudah Tuhan berikan padaku. malam ini aku benar-benar tidak bisa tidur , rasa empatiku begitu dalam mengingat peristiwa tadi sore, dan aku benar ingin melihat keadaan ibunya Vanya.
Keesokan paginya aku bergegas untuk kembali kerumah sakit , setelah adikku tertidur aku keluar mencari sosok anak kecil yang lucu Vanya, sayup-sayup dari kejauhan ada si kecil Vanya berlari menghampiriku
Vanya :''Kakaaakkkkk......''''
aku : ''Hei sayang, sini kakak cari sayang ga ada daritadi, sayang kemana?''
Vanya :''Iya aku kak, Vanya juga nyari kakak pas Vanya bangun kakaknya ga adaVanya : ''
aku : ''Oh iya sayang, sayang tahu dimana tempat bubunya sayang dirawat''
''Vanya tahu kak...Ayook kak kita lihat bubu ayoookk'' Vanya menarik tanganku menuju ruang isolasi
Diluar ada satpam yang menghalangi Vanya ,dilarang masuk untuk anak dibawah 12tahun
terlihat mukanya sangat sedih dan kecewa, tentu saja rumah sakit punya alasan yang kuat agar anak-anak dibawah umur tidak boleh masuk karena rentan tertular penyakit berbahaya , sayang sekali lagi-lagi Vanya kecil, tidak dapat menemui ibunya.
''Sayanggg..kakak masuk dulu ya jenguk bubu kamu, kamu tunggu diluar dulu ya , nanti kakak cerita sama bubunya Vanya kalo Vanya anak yg baik dan ga rewel, pasti bubu Vanya seneng dengernya dan cepet sembuh''
Vanya : ''iyaa..tunggu sebentar kak!!!''
Langkahku menuju ruang Isolasi terhenti seraya Vanya memanggilku
Vanya : ''Kakakkkk...umm kakak mau tolongin Vanya gaa''
''sayang mau kakak bantu apa?''
Vanya : ''boleh Vanya minta uang?''
aku : ''Oh sayang mau jajan yah? ini kakak kasih 10rb''
Vanya: "Terimakasih kakaaaakkk" dia berlari menuju kantin rumah sakit membeli jajanan
Aku masuk kedalam menggunakan pakaian khusus dan masker. hatiku semakin miris tersayat pilu ketika kulihat dari kaca, terbaring sosok tubuh kurus sedang kritis dengan "
Ibunda Vanya adalah pasien gagal ginjal yang harus mengalami cuci darah seumur hidupnya. namun kali ini beliau sudah terminasi, kondisinya semakin memburuk dan kesadarannya mulai menurun, hanya alat-alat yang kini terpasang di tubuhnya .Apa yang aku lihat didepan mata merobek hati dan jiwaku tangisku luruh membasahi pipi.. ''allahhu akbarrr.......''
terucap doaku saat itu''
“Yaa rabban naas, adzhibil ba’sa, isyfi antasy syaahii, laa syifaa-a illaa syifaauka, syifaa-an laa yughaadiru saqaman”
yang artinya “Wahai Rabb segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tiada kambuh lagi.
Diluar rupanya Vanya sedang menungguku, memandangi matanya yang indah benar-benar membuatku sedih tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum dihadapan Vanya, dan memastikan keadaan ibunya baik-baik saja.
aku : '' Eh sayanggg, tadi sayang jajan apa ?'' sambil ku pegang tangannya dan kuelus kepalanya
Vanya : '' iya kak ini, Vanya beli permen sama pulpy orange buat bubu, kakak mau ga tolongin Vanya1 kali lagi tolong kasih permen sama jus jeruk ini yah buat bubu" pintanya sembari merayu
Perasaan haru benar-benar melingkupi bathinku, kalau saja aku beritahukan keadaan ibunya yang sebenarnya pasti dia merasa sedih, anak sekecil ini benar-benar menunjukan baktinya pada orang tuannya , aku tahu ada rasa kerinduan yang terlihat jelas dari Vanya pada ibunya.
Vanya : ''permen sama jus jeruk ini minuman kesukaannya bubu''
sambil mengangguk tersenyum aku setuju dan berkata '' iya sayang, kakak kasih ini ke bubu nya Vanya yah..'' aku pura-pura masuk lalu kutitipkan permen dan minuman jeruk tadi ke satpam.
Vanya : ''terimakasih yah kakkkk''.....dengan wajah bahagia
Aku memandikan Vanya dan menyuapi nya, hingga satu moment yang sangat indah bagiku adalah ketika anak ini mengajakku ke mushola untuk shalat dhuha.
''Vanya sayang, kita doakan bubu kamu cepet sembuh ya sayang'' ujarku sambil mengusap kepalanya
aku terkejut mendengar jawaban Vanya saat itu dia berkata...
''Jangan doain bubu aja kakkk...tapi doain semua orang-orang yang lagi sakit disini juga biar mereka juga cepet sembuh '' jawabnya sembari menatapku , Kata-kata yang begitu indah keluar dari bibir anak kecil ini
Subhanallah... aku sangat tersentuh dan terkagum mendengar jawaban dan kalimat penuh makna dari anak kecil umur 5 tahun yg polos dan lugu, betapa baiknya anak ini punya empati tinggi dengan ikhlas mendoakan ibu dan orang-orang sakit yang ada disana juga sangat sabar menunggu ibunya yg sedang sakit. sungguh luar biasa anak ini mempunyai hati yang begitu mulia, pasti ibunya sangat bangga punya anak shaleh seperti Vanya. karna kebahagiaan orang tua adalah anak shaleh, dan anak shaleh adalah cahaya akhirat. Ribuan kisah para orangtua yang menyesal karena telah melahirkan anak-anak yang durhaka, meski secara duniawi mereka terbilang sukses. Ini baru level dunia. Belum lagi nanti ketika jasad ini telah terkubur dalam tanah, maka tidak ada lagi yang bisa menolong selain tiga hal: ilmu yang bermanfaat, shadaqah (amal) jariyah, dan doa anak-anak shaleh. “Apabila manusia wafat, maka putuslah segala amalnya kecuali tiga hal, yaitu: shadaqah jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya” (HR. Muslim
Seminggu belakangan ini Vanya kemana-mana selalu ikut aku, dia begitu ceria rupanya anak itu benar-benar sangat cerdas, dia banyak sekali berceloteh tentang banyak hal .aku senang bisa membuatnya kembali tersenyum melupakan sesaat kesedihan yang bertumpu dalam hidupnya. dia begitu tabah dan berkeyakinan kuat bahwa ibunya akan segera sembuh.
Keesokan harinya ketika aku datang kembali ke rumah sakit, ibunya Vanya telah wafat, Mendengar hal itu aku sangat terkejut , kukirimkan al-fatihah untuk almarhumah ,mudah-mudahan ibu Vanya diampuni dosanya, dan diterima disisi-Nya dan dimasukan surga karena beliau sangat sukses dan beruntung memiliki anak yang shaleh seperti Vanya, sepi rasanya tidak ada sosok bocah kecil lucu itu. yang menyadarkan dan memberi efek positif kepadaku tentang banyak hal , ada perasaan Sedih dan kangen sih tapi campur haru , Mungkin sudah jalan yang terbaik dari allah. Suster bilang Vanya dibawa kakaknya, dan dititipkan untuk diasuh oleh keluarga teman kakaknya.
Terimakasih Vanya sayaanggg.... dari Vanya kakak banyak belajar arti bersyukur atas kesehatan yang Tuhan anugerahkan, tentang kehidupan yang luar biasa yg sudah Allah berikan pada kakak selama ini, dari kamu kakak belajar tentang pentingnya berbakti pada orangtua, Maha suci Allah luar biasa menunjukan moment-moment yang tujuannya membaikan hidup kakak , untuk lebih baik . belum tentu kakak kuat dan tegar seperti Vanya.
''Ya Allah, Aku sangat berharap sekali punya anak yang berakhlak shaleh seperti si kecil Vanya..
mampukan aku untuk bisa menjadi ibu yang berhasil mendidik anak-anak ku memahami nilai-nilai kebaikan hidup, aamiin..."
Terimakasih...Terimakasih....Vanya sayang, Semoga allah memudahkan jalan hidupmu memudahkan cita-citamu, menjagamu hingga kau bertumbuh dewasa dan terus menjadi cahaya yg menerangi orang-orang yang sedang terkurung dalam kegelapan ..ingat kakak selalu ya sayangg...Doa kakak memeluk Vanya Selalu dari kejauhan.
-------Based on True Story-------
Nafaya Tan