Pangeran kecilku, Bertahanlah!!!!
Malam hari pukul 19.00 aku telat untuk mengambil Damian di tempat penitipan anak, ada longsoran salju yang saat itu menghambat perjalananku untuk pulang, menyebabkan perjalanan yang ditempuh dari kampus ke apartment menjadi semakin jauh yakni 60 km, tentu saja perasaan ku tidak tenang, cemas, gundah gulana , dan tak bisa lagi ku tahan seakan sesuatu yang buruk sedang terjadi dengan anakku. ada semacam kontak bathin antara aku dan Damian .segera aku berlari kencang menuju tempat penitipan bayi , sebelumnya aku sudah menelpon petugas tempat penitipan bayi kalo aku akan telat menjemput Damian karna cuaca yang buruk saat itu. benar saja ketika aku datang Damian menangis sejadi-jadinya. kata pengasuh disana . Damian berkali-kali menolak tidak mau minum susu dan menangis cengeng juga susah untuk di tenangkan. pengasuh disana bilang nampaknya anakku akan sakit.
Aku kembali ke aparment, Damian tidak biasanya menolak untuk diberikan ASI , aku mengerti dan paham betul, mungkin ini reaksi dari tubuhnya yang tidak sehat, aku mulai berkeyakinan bahwa Damian memang sakit. keyakinan ku memang benar adanya tubuhnya mulai demam, ku ukur suhu tubuhnya dengan termometer rektar suhu tubuhnya lebih dari 38C dan keluar bintik merah seperti biduran, ku pasangkan Fever patch plester pada dahinya . Namun, setelah 1 jam demam nya tak kunjung turun, tentu saja aku panik Damian butuh perawatan medis pikirku, Seorang ibu pasti akan merasakan kesedihan bila anaknya sakit. Bagaimanapun juga seorang anak lahir dari rahim seorang ibu. Ada darah ku ibunya yang mengalir dalam tubuhnya. karena jika anak sakit , seorang ibu sepertiku tentu saja ikut merasakan sakitnya. tak aku biarkan Damian menangis rewel dan menangis terus-menerus tanpa henti, segera ku peluk dan ku gendong dengan erat , turun menggunakan lift dan membawa nya ke rumah sakit.
'' Duh sabar ya sayang, Maafkan Mami ya sayang , Mami telat jemput kamu, duh sayang, sembuh dong sayang, kamu demam banget '' dengan penuh rasa bersalah , saat itu juga dadaku terasa sesak, aku takut terjadi sesuatu pada anakku
Udara saat itu tak tertahankan dinginnya, kudekap Damian dengan erat dalam gendongan ku, Aku menghentikan taxi sembari menggendong Damian, sepanjang perjalanan pikiran ku berkecamuk tak karuan, aku naik taxi pergi menuju rumah sakit Beijing Internasional Medical Centre. Aku sedikit bergegas keluar dari taxi. pipi seperti membeku. aku menuju unit gawat darurat saat itu.
Dirumah sakit kondisi Damian makin parah , panasnya makin tinggi hingga dokter menyarankan agar si kecil rawat inap untuk mengantisipasi terjadi nya kejang pada tubuhnya, ku baringkan tubuhnya di tempat tidur rumah sakit saat itu sesaat dokter memeriksanya.
'' anak saya kenapa dokter?'' tanya ku dengan gelisah
'' Nyonya jangan khawatir , tenang , daya tahan anak anda sedang menurun dan terserang penyakit, sistim tubuh anak anda melakukan perlawanan , sehingga temperatur tubuhnya naik pada suhu berkisar 38 C sampai 39 C , penyebabnya ya faktornya cuaca yang tak menentu, untung nyonya segera membawanya ke rumah sakit jadi bisa segera di tangani''
'' hao ba , daifu '' jawab ku sedikit lega walau perasaan masih panik tak menentu
. Aku tak tahu apa yang salah dengan tubuh bayiku, dimasukan nya cairan infus dan obat pada lengan kiri Damian, miris hatiku melihat suntikan dalam tubuh bayi sekecil itu. perawat disana tersenyum menepuk pundakku untuk menenangkanku dari rasa khawatir yang berlebihan. Aku menghela nafas dalam . Nuraniku tak tahan. ku gendong malaikat kecilku. Airmataku membasahi rambutnya yang tipis. Bayiku yang malang
'' Ya Tuhan, pindahkan rasa sakit Damian padaku, hamba mohon, jangan bayi kecilku'' hati dan air mataku membanjir.''
Malam itu kondisi Damian masih naik turun, kesedihan paling dalam seorang ibu adalah ketika anaknya sakit, ini yang aku rasakan sekarang, aku terjaga tak tega, semalaman buah hati ku hanya mampu tidur paling lama 30 menit sebelum kembali menjerit. Tanganku mati rasa menggendongnya yang terus menangis lapar, Damian menggeliatkan kaki dan tangannya bentuk ekpresi rasa keroncongan yang hebat. Saat melihat mulutnya mangap-mangap dengan mata yang tak henti menatapku , aku seolah mendengar teriakan batin nya ,''Mami... Damian lapaaaar...'' , seperti ada yang menyanyat hati . Perih. Terasa rembesan air susuku basah ke baju. ASI yang keluar sendiri seolah terpanggil tangisan bayiku. Aku menyusuinya sambil tergugu menyeka air mata.
Ingatanku tersadar bahwa aku tak sendiri , Ada Allah yang Maha menatap. menopang hambanya nya yang sabar dalam ujian, saat itu aku berdoa dengan penuh kepasrahan,
''Allah , sembuhkan anakku, aku tidak tahan melihatnya dalam pesakitan, kuatkan aku, aku percaya Kau tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuanku'' aku berdoa dengan bulir air mata yang tak henti merembes
''Mami luar biasa bahagia sayang Damian lahir, Mami bakal terus mengemangati Damian, ayok nak, kamu pasti bisa sembuh''
''Mami gak menyesal dengan kehadiran kamu, Mami malah berterimakasih sama Tuhan dikasih kesempatan jadi ibu untuk kamu''
Damian bagiku anugrah dan bukan korban dari rasa sakit hatiku, oleh Papinya yang tidak bertanggung jawab itu. aku harus tetap semangat dan sabar.
''Ya, Allah, sampai kapan Kau berikan ujian ini ? cukup Tuhan'' lirihku dalam hati '' sembuhkan Damian seperti sedia kala''
Di batas keputusasaanku, Aku merindukan Mama, selama ini aku memang belum sempat mengabarinya, teringat tadi saat di kampus aku sempat membeli kartu perdana china mobile, ini kesempatanku untuk menghubungi Mama.
'' Hallo ma...ini Vara ma, maaf baru kabari Mama..''
''Iya Nak, mama khawatir Nak BBM kamu enggak aktif, kabar kamu gimana , cucu Mama gimana ? tanya mama senang bercampur panik
''Iya Ma operator disini Mahal BBM limited, dan cuma bisa terima email aja, Vara , sekarang di rumah sakit mah, da...da..Damian demam tinggi''
''apaaa??!!!!'' mama kaget '' Ya Tuhan, sabar nak, kamu kuat Var, Mama bantu doa dari sini buat kesembuhan cucu Mama, berdoa nak... jaga kondisi kamu juga jangan sampai sakit, kabari Mama kalo ada apa-apa, kamu makan juga yang banyak biar ASI nya keluar, kasih ASI terus antibibiotik ASI mempercepat penyembuhan '' mama sangat khawatir , cemas, dan panik, hatinya juga gerimis mendengar ku harus berjuang sendirian disini merawat Damian
'' ya Ma, makasih maa...''
Obrolan kami terputus karna pulsa yang begitu cepat habis...ku buai dan ku gendong Damian menghilangkan kegelisahan saat ia sakit. Pagi itu kabar ajaib terjadi, kondisi Damian dalam semalaman berubah drastis. Ia membaik , sampai Dokter mengatakan dengan mantap bayiku tak perlu di infus lagi , dan siang hari boleh pulang, Alhamdulilah, Aku pandang wajah Damian yang mulai tampak segar , leganya melihat Damian kembali tersenyum, walaupun seputaran mataku menghitam karna tidak tidur semalaman. ''ini berkat doa Mama..'' ujarku dalam hati
''MAKASIH TUHAAN.. anak ku sembuh '' aku menghela nafas lega..
Damian anak lelakiku satu-satunya yang kian hari kian bertumbuh, tangis manjanya yang membuatku tak akan sanggup meninggalkannya selamanya, walau terkadang sakit rasanya , memikirkan suatu hari nanti, ia akan bertanya tentang ayah kandungnya. entahlah...
Mungkin takdirku harus mengalami perasaan terluka, saat-saat bangkit dari keterpurukan, memaksa ku untuk menjadi pribadi yang mandiri, Sebab demikianlah cara Tuhan bekerja, aku yakin disetiap kesulitan pasti banyak kemudahan yang terbuka lebar, kehidupan ku sehari-hari bersama pangeran kecilku ini adalah kisah nyataku sebagai bukti aku bisa keluar menjadi pemenang dari ujian yang diberikan Tuhan.
Anakku, Kuliahku dan pekerjaanku
Telepon genggamku berdering keras di saku jaketku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar