Menjadi Mahasiswa baru
Ketika cahaya matahari menyentuh pagi itu. Vara terbangun , ada hawa dingin mengalir saat ia meregangkan tubuh Sekarang aku udah di china, Tuntutan pergi ke kampus memaksakanku bangun di pagi hari, agaknya aku tidak bersemangat dan tubuh terasa begitu lemas.
'' zao an zhongguo'' *Pagi china
Pagi hari saat udara sedang dalam keadaan dingin-dinginnya membuat kantuk aku semakin berat dan hal yang paling ingin aku lakukan saat itu adalah menarik selimut dan tidur lebih pulas lagi, mungkin karena efek salju tebal yang membuat aku ngantuk , ditambah alat penghangat ruangan yang membuatku ingin lama terlelap di tempat tidur, tapi genggaman tangan mungil , merengek memanggil -manggiku untuk bangun dan segera menggatikan popoknya yang sudah basah
'' Ya, ya...Damian sayang ,Mami tahu nak... Mami bangun '' ku lawan rasa kantuk ku pagi itu, Siapkan Perlatan Mandinya , Damian kubaringkan terlentang dan aku lepaskan popok kotornya. ku bersihkan dengan air hangat, dan lap bersih untuk membersihkan organ vitalnya dengan perlahan, kubaringkan Damian diatas tempat tidur dialasi handuk kuusap bagian sekitar matanya dengan kapas, kutuangkan sedikit sabun cair pada wash lap lembut yang basah, aku seka wajahnya dengan hati-hati. menyeka kepala dan seluruh tubuhnya. Lalu membilasnya pada wadah mandi bayi yang berisi air hangat dengan hati-hati. tetap saja aku masih selalu was-was saat memandikan bayi. selanjutnya mengeringkan tubuh mungilnya dengan handuk kering dan kenakan popok dan pakaian bersih juga jaket hangat.
''Anak mami udah cakep nih'' menggendong Damian dengan rasa gemes
Tentu saja Damian menangih sarapan pertamanya dia menangis dan memasukan jari kedalam mulutnya memberikan sinyal kalo dia lapar, waktunya menyusui si Jagoan, aku percaya ASI merupakan makanan yang terbaik untuknya , karna aku yakin ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap dan antibodi untuk kekebalan tubuhnya, alasan ku tidak sering-sering memberi Damian susu formula adalah karena aku percaya bayi yang mendapat banyak sentuhan jarang menangis dan lebih cepat untuk berkembang, moment menyusui membuatku puas secara emosional, memberikannya perhatian kasih sayang yang lebih untuknya. Aku pernah baca sebuah artikel yang mengatakan kalo bayi yang diberikan ASI lebih cerdas pada masa kanak-kanaknya dibanding bayi yang diberikan susu formula.
Setelah dia merasa kenyang , kugendong Damian dengan posisi tegak, kuletakan kepalanya dibahuku. Ku sangga kepala dan punggungnya sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut , untuk membuatnya bersendawa.
Tapi hari ini menuntutku untuk datang di pagi hari,hidup itu perjuangan, Setelah keluar dari kamar mandi dan rapi dengan pakaian baju tebal berlapis, penutup kepala, syal dan kaos kaki siap kukenakan, segera aku bergegas cepat untuk merapikan diri pergi ke kampus , barulah aku melihat kota Beijing yang dipenuhi dengan gumpalan-gumpalan putih yang merata .atap -atap rumah terlihat seperti es krim vanilla yang siap santap, Matahari yang bersinar terang ternyata tidak membawa kehangatan, Aku menitipkan pangeran kecilku di tempat penitipan bayi , Diperjalanan aku diserbu dengan angin dingin dan salju-salju yang deras bertaburan di rambut, jaket dan tas. Segera aku bergegas ke Beijing Little bear Family Wudaokou apartment. Melewati jalanan yang sangat becek.Jasa penitipan ini sungguh membantuku dan merupakan solusi menjaga dan mengasuh buah hatiku saat aku kuliah. tempatnya bersih dan cukup nyaman. yang aku lihat orang-orang disini orang yang terlatih menghadapi bayi dan sensitif pada kebutuhannya.
Setelah lama tawar menawar akhirnya aku sepakat dengan harga yang ditawarkan paket 1bulan penitipan sebesar 1000RMB/40 hari, oke aku deal saat itu, ku ciumi Damian sebelum aku meninggalkannya.
''Mami berangkat dulu ya sayang, jangan nakal! WO ZHEN DE HAO AI NI Emmmwuuuaaacchhh'' kuciumi seluruh wajah dan tubuh jagoanku saat itu
Kampus yang wow, unik, berbagai macam benua dari Afrika, Amerika, Australia sampai Asia semuanya berkumpul di kampus ini, orang- orang asingnya dari berbagai bangsa banyak terlihat dimana-mana, suasana lingkungan di BLCU lebih hidup, aku lalu berjalan di sekitarnya banyak cafe, resto dari makanan korea, jepang, italia ada semua. Orang2 matanya sipit, sampe kuli bangunan juga sipit.. hahaha.. ini china aa... mau gak mau bahasa china harus keluar
Kuintip perpustakaan dari luar kulihat penuh, banyak sekali mahasiswanya beramai-ramai untuk belajar dan baca buku, aku memperhatikan cara mereka saat belajar, niat orang china untuk belajar emang bener-bener luar biasa, salut banget. jadi kalo suatu hari china nguasain Asia gak heran , mereka tekun dan ulet. berulang kali aku bilang wow, disini ada fasilitas fitnesnya dan lapangan badmintonnya juga kerenpantes aja cewek-cewek disini langsing-langsing dan cantik-cantik, wow kampus dengan fasilitas perfect Wo xihuan ne!
.
Untung banget aku ketemu temenku Diandra dan Meiyufeng mereka datang menghampiri, Oh ya aku perkenalkan mereka , Diandra adalah mahasiswa dari Indonesia sama sepertiku weiguo ren atau mahasiswa sini menyebutnya liuxuesheng ,dia juga ada darah china marga nya Shen, kita adalah mahasiswa asing asal Indonesia, Meiyufeng adalah mahasiswa lokal kelahiran asli Meixian , Astagaaaa... belum sempet aku menyapa mereka malah buru-buru suruh aku ke bagian administrasi ,segera aku beranjak mengambil buku pendaftaran.
'' ni hao, nimen nihao ma ?'' sapa ku pada mereka
'' Chen feifei , hen hao, ni ne? hai jiu bu jian le, wo zhende haoxiang ni...'' sapa Meiyufeng dengan nada riang yang ramah
'' Mamahuhu, Wo ye haoxiang nimen ''
''wo xiang wen wen ni, bao ming le meiyou'' meiyufeng menanyakanku tentang daftar ulang
''Mei you, yin wei wo wang ji'' jawabku sembari menggaruk-garuk kepala
''Iya nih Vara baru nongol aja, katanya mau asrama bareng aku tahunya sewa apartment sendiri , kamu kenapa gak bisa dihubungi tadinya aku mau berangkat barengan kamu tahu'' Diandra nimbrung pake bahasa Indonesia
'' Sorry deh sory.. wo wang kai ji le , yaudah ngobrolnya nanti dulu deh , sekarang tunjukin ruang admind nya'' jawabku sama Diandra
'' kuai!, ni qu zanmen wo'' Maiyufeng langsung memimpin untuk berangkat *cepat kamu berangkat dengan aku
''xing'' jawabku sepakat singkat sembari tersenyum * ok
Maiyufeng mengajakku untuk berjalan cepat '' kuai, kuai , bao dao kuai'' sergahnya menyuruhku buru-buru daftar ulang.
'' hao de...hao de'' baiklah-baik lah jawabku
''Nama Lengkap, Fakultas dan tanda tangan'' katanya datar , laki-laki tua sipit dengan penampilannya yang aneh dengan dasi bergambar looney toon hahaha kocak dibuatnya aku tertawa, tapi dalam hati saja ya, takutnya dia marah.
waktu menunjukan pukul 12.45 suhu mencapai 1 derajat celcius padahal matahari bersinar sangat terang. siang itu kantin BLCU penuh , BLCU memiliki 2 kantin yang lama satu di dekat Gerbang Selatan, itu kantin mahasiswa lokal melayani makanan China. yang satunya Ini kantin khas, di mana kita bisa memilih mana yang pingin kita makan. Di lantai 2 seperti food court , dengan banyak meja. akhirnya aku diajak Diandra dan Maiyufeng untuk makan diluar area kampus , mereka mengajakku pergi ke Momoya yang letaknya di xijiao Hotel deket banget sama BLCU, Momoya itu restoran jepang .Dengan kisaran harga hingga 50 RMB. tak kuasa aku menolak ajakan dari para sahabatku itu, Segera siang itu aku dan Diandra pergi untuk makan. Aku milih menu makanan jepang yang standar aja saat itu chiken katsu dan ocha panas, jauh-jauh ke china makanannya standar hoka-hoka bento lagi, tapi ga apa-apa yang penting makan, lagian gamau pilih menu aneh takutnya lidah enggak mau nerima.
''Akhirnya makaaaannnn, ....
Katanya bergaul sama orang china asli orangnya kasar, jorok, ga bisa dijadikan temen,
tapi pas Aku mulai temenan bareng sama mereka, salah besar loh
mereka orang baik banget sama aku dan Diandra , Kesahajaan itu lah yang membuat perasaanku nyaman , Kami tertawa dan tertawa , memulai persahabatan dengan cerita-cerita yang ringan, kita minum teh ocha didalam poci , dan menuangkan nya dalam cangkir, sembari menyantap chicken curry yang berkilau-kilau oleh minyak yang gurih, semoga ini menjadi awal persahabatan yang tulus dan waktu bisa menghapuskan kengerianku saat di Indonesia.
''Eh iya, gimana anakmu Vara tanya Diandra , sehat ?'' sambil mengunyah dengan mulutnya yang penuh dengan udon
'' Baik ko, dia sekarang udah bisa tengkurep ,berat badannya udah nambah 2kilo'' jawabku
''Wuah, sehat ya, padahal bulan September lalu seinget aku bayi kamu masih kecil dan merah, eeh btw, bapaknya udah nengok,? pasti dia seneng anak kamu itu kan lucu banget, aku udah lihat foto-fotonya di account instagram kamu Var, umh seneng ya jadi seorang ibu ''tanya nya polos tanpa tahu masalah yang sebenarnya.
''Mau tau banget apa mau tahu ajaaa...'' candaku
''Ikh Vara , yaa gue mau tau banget lah'' tanya Diandra penasaran yang dengan sengaja menuangkan kecap asin pada makanannya
Pertanyaan yang menjebak dan sebenarnya membuatku enggan untuk berkomentar tapi sebisanya aku menyembunyikan prihatin , kukepal tanganku yang berkeringat sembari menghela nafas
''Belom Di, dan kayak nya ga akan pernah Damian bertemu dengan bapaknya, mending cari papi baru aja lah untuk dia, papi originalnya udah kelaut , sibuk ama ceweknya yang baru'' jawabku sambil bercanda yang padahal pertanyaan Diandra menyiramkanku pada kejengkelan masalalu.
''SERIUS Var? tanyanya keheranan
''Dua rius Diandraa, ngapain aku bohong, udah akh jangan kepo, kali aja ada cowok china yang mau sama gue , dapet satu gratis satu '' hehe jawabku dengan santai tapi sakit
hahahhahahahaahhaha....Diandra ikut tertawa terbahak -bahak dan sedikit tersedak
'' aku akan bertahan'' gumanku dalam hati
Suara tawa ku mulai surut ''Gunakan topeng ketabahan mu Var, jangan memperlihatkan '' nasihatku pada hati untuk menetralisir suana hatiku yang mulai buram.
Maiyufeng itu baik banget, aku jadi malu apalagi dia tuh mau banget bantu kita. Meiyufeng sabar banget nerangin ke kita klo ada sesuatu yang kita engga ngerti disini,
Aksen mandarin disini beda-beda , bikin aku celanga-celongo kalo ngobrolnya kecepetan dan karna kebanyakan dari mereka tuh dari berbagai daerah, jd telinga aku mulai terbiasa denger aksen2 mandarin berbagai orang cina
dan orang china itu ramah-ramah loh dan mereka tuh kalo ngebantu bener-bener tanpa pamrih
Sepanjang perjalanan pulang dari kampus , pikiranku tak lepas dari Damian, naluri kecil ku ingin segera menggendong dan ingin cepat membawa Damian kembali dalam asuhanku, langkah semakin cepat untuk segera mengambil Damian di tempat penitipan anak saat itu, berbaur dengan rasa sayangku padanya yang tak terhitung .
Gak ada yang cuma-cuma didunia ini semua ada nilai tukarnya, pada saatnya nanti akan datang kesempatan untuk membalas segala nya. tapi untuk apa menjadi pendendam bukankan kah dengan pergi nya aku kuliah dichina sudah memberikan celah untuk keluar dari masalalu? bukankah janjiku akan mencoba hidup baru dan berbenah hati? kesakitan yang kekal dalam ingatan ini , masalalu ini harus dibakar dan dihanguskan dan membiarkannya tidak tersisa. ''jangan terlalu dikuasai kesedihan Var !'' tegasku pada hati , Nyawa di bayar nyawa, dan buatku balas dendam termanis adalah kesuksesan membesarkan Damian dengan menjadikan anak yang membanggakan nantinya.
''Bagaimanapun juga Damian adalah anakku, darah dagingku , aku ibunya dan aku harus bertanggung jawab penuh atas kebahagiaan dan kehidupannya kelak'' azamku dalam hati
Senyuman yang melembutkan hati
Rasa hati dan badan terasa lunglai dan loyo terbayar sudah, ketika sampai aparment Damian masih anteng dalam pelukan tangan ku sepertinya dia mengajakku berbicara, kutanggapi celotehnya, mungkin ini menunjukan rasa kangennya padaku, Damian sedang menunjukan rasa kasih sayangnya dengan bereaksi saat aku mengeluarkan suara-suara lucu
Kugendong dan kuajak Ia bermain ''Damian , tangen mami ya nak, tayangnya mami, ..anak pintel gak rewel ya nak ya, si jagoan , si sayang, si ganteng '' sambil kucium pipinya yang tembem menggemaskan itu
Damian tersenyum dan merespon dengan menggerakan seluruh badannya, menggerakan tangan dan kakinya merupakan perhatiannya, dia menjerit, tertawa saat aku mengajaknya bermain. hal yang menyenangkan membangun kontak fisik yang akbrab dan emosional bathin yang kuat, sesaat itu aku menyusuinya dengan penuh kasih sayang, sungguh senyumnya yang melembutkan hati.
Malam hari 15 menit sebelum tidur kupijat Damian agar Ia bisa cepat tertidur dengan lelap dan nyenyak, sentuhan mesra sebelum tidur membuat Damian merasa nyaman dan tidurnya lelap, Sembari bersenandung , Kupijat tubuh mungilnya dengan baby oil mulai dari arah kaki, terus sampai ke bagian badan. dan terakhir sentuhan ringan dikepalanya, semua ini aku lakukan untuk menyejukan perasaannya, agar membuat dia tidak sering bangun malam, kuredupkan lampu dan menyalakan lampu kecil remang-remang agar dia tahu ini malam hari dan waktunya tidur dan ciptakan suasana yang tenang dan nyaman untuk dia tidur nyenyak dan pulas sepanjang malam.
Setelah menidurkan buah hatiku , tiba-tiba kepalaku pusing, kucoba merendam diri dengan air hangat didalam bathtube kamar mandi, dalam lamunanku teringat wajah Mama , wanita yang selalu memberi dorongan untuk mengasihi dan mencintai anakku. tengiang-ngiang dalam ingatan perkatanya
'' Jadilah seorang ibu dengan hati yang tidak egois, mempunyai hati yang lapang, dan mempunyai kasih yang tidak pernah habis sepanjang jalan yang selalu memikirkan kebahagian anaknya '' justru kata-kata Mama membuat aku resah, mampukah aku menjadi yang seperti demikian itu?
Aku harus hidup dalam realitasku sekarang, Yah aku anggap Levi sudah tiada, aku harus menjalani kehidupan ini tanpa ada bayangan-bayangan masalalu yang membius ku untuk meratapi kesedihanku sembari mengucurkan airmata. tidak, aku gak akan terkurung dalam bayangan masalalu, setiap selesai aku bertengkar dengannya, aku benci sekali sama dia, andaikata motor supra nya itu terguling di jalan dan hancur, aku lebih bahagia, artinya hubungan kami benar-benar selesai, dan memberi nama iblis atau pengecut sebagai nama yang tepat untuk laki-laki yang menelantarkan dan tidak mau akui Damian sebagai anaknya sendiri. akh itu hanya pikiran emosional konyolku saat itu.
Ketika kujalankan semuanya sendiri, Aku berpikir sebegitu keras, aku yang harus mengatur waktu dan bukan waktu yang mengaturku, Tuhan masih memberi waktu untuk aku menuai, setiap perkembangan damian bagiku adalah hadiah-hadiah berkala yang diberikan Tuhan , kebahagiaan dan keharuan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, meskipun aku hanya seorang ''single Mothers'' baik sebagai ayah dan ibu bagi Damian. Hidup tanpa pasangan tidak harus membuat hidup menjadi kelam, aku harus menjadi orang tua tunggal yang mandiri dan bertanggungjawab, aku harus menjadi yang terbaik, Fokus pada apa yang aku miliki sekarang, Damian kini adalah pusat kehidupanku. karena hidupku sekarang hanya bersamanya, dengan harapan besar Damian tumbuh sehat dan berprestasi nantinya, aku tahu kalo aku terlihat murung, tidak nyaman atau tidak aman sendirian, anakku akan merasakan hal yang sama, sekarang itu waktunya aku menikmati hidup bersama Damian. Hanya aku yang tahu siapa diri aku, aku hilangankan segala pikiran negatif tentang kesendirian dan mulai berlatih untuk merasa nyaman dengan diri sendiri, mencari kekuatan dan mempertahankan rasa percaya diri , sebisanya aku lakukan apa yang membuat aku bahagia, meskipun aku tidak bisa menjadi segalanya bagi Damian aku gak akan merasa tertekan, bukan berarti ia enggak dapat kasih sayang yang utuh, toh, masih banyak orang-orang yang menyayangi Damian disekelilingku. Aku akan membuat hidupku lebih menyenangkan walaupun tanpa adanya sosok suami. Damian harus mengenangku sebagai ibu yang menyenangkan, membuatnya tenang dan gembira.. bukan membuatnya khawatir dan sedih.
Hembusan angin diluar kencang sekali , membuat jendela kamar mandiku terbanting dengan keras , aku seketika kaget dan tersadar dalam lamunan, segera aku keluar dari bathtube
Kukeringkan badanku dengan handuk kering, lalu kukenakan pakaian tidur berwana pink motif bunga favoritku, lalu aku duduk depan cermin sembari menyisir rambutku yang kala itu masih basah,
''Saatnya bangkit dari keterpurukan Var..!!!!, jadi single mother siapa takut? '' gumam semangatku pada diri sendiri sembari senyum
Aku berdoa malam itu untuk selalu meminta kemudahan dan tuntunan dari Tuhan, Kupeluk buah hatiku yang tertidur lelap hingga akupun terlelap
Kuliah hari pertama
Nyolong start tepatnya , aku langsung masuk kuliah dikelas semester 4, soalnya aku gak perlu mempelajari dasar pelajarannya lagi. untunglah aku gak buta banget dengan mata pelajaran disini, tak hentinya aku berterimakasih sama Tuhan dapet kesempatan untuk ikut program pertukaran pelajar di kampus ini. aku masih inget sama pepatah leluconnya dosenku di tempat kuliah dulu
'' orang yang bertahan hidup adalah orang yang bisa memotivasi dirinya sendiri gak perlu pake mario teguh'' begitu ujar pak paulus dulu saat aku masih kuliah di Indonesia
Nampaknya nasehat itu harus aku pakai , BLCU adalah kampus yang bonafit, aku gamau awal perkuliahan ku disini penuh semangat tapi karna adanya hambatan aku melempem dipertengahan, makanya aku selalu mengingatkan diri sendiri untuk fokus pada tujuan awal agar aku kuat dan gak mudah putus asa. sebenarnya orang-orang disini ramah, bahkan kepada orang asing seperti aku, gak seharusnya aku ngerasa kesepian, dan mereka bisa dijadikan teman-teman yang baik.
''Vara..Vara...'' panggil Diandra padaku
'' Ummhh , apaan Didi... ,ai, ni you shenme shir ma? '' tanya ku balik
'' Kuliah kouyu sampe jam brapa sih? bosen nih...'' gerutu Diandra
''hiiih...bawel , baru jam berapa lihat tuh, xianzai zao shang 08.55 , shi'er dian xia ke, ni tong le ma??
'' wo zhidao aaa, Var, tapi bete banget nih dosennya , mukanya tua banget , hen qi guai,ga niat nih aku males'' diandra yang saat itu resah
''...udah yah aku mau fokus BELAJAR !! mukanya emang aneh haha, udah yah jangan ganggu!!!! jawabku
Luar biasa hari pertama aku masuk kuliah, Para dosen sudah menjejali kami dengan Tugas yang banyak, yang pastinya ini memaksaku untuk mencari bahan materi ke perpustakaan. apalagi kelas intensive.
Setelah pelajaran usai aku duduk-duduk di kantin , dan asik mengotak -atik androidku sekedar untuk mengupload foto-foto Damian di account instragram, Blackberry mesenger mati total, terang aja karna di Beijing gak ada yang pake BBM , kalo pun ada yang pake BB cuman sekedar jadi telepon genggam biasa.
Siang itu aku makan dengan kartu makanku dan rela untuk berjejal demi makan hemat, lagi pula uang subsidi studi banding dari pemerintah harus bisa aku pakai sehemat mungkin, kalo pun terpaksa aku pakai dari uang tabunganku sendiri, Biaya hidup di Beijing lebih mahal di banding kota-kota lainnya di China.
''wo dui zhongguo wen hua fei chang ganxing qu'' ucapku pada Meiyufeng *saya sangat tertarik terhadap kebudayaan china
''wo zheng zhao gongsi , wo xiang duo shao qian'' gerutu ku pada Meiyufeng..yang memang butuh uang tambahan
''hao.. aa.. wo you pengyou gongsi zai xing ba ke (starbuck) , ta biancheng jingli , wo hui chufa ni ruguo ni yao, ni yuanyi gongsi zai nar?
'' cente ma?'' benarkah? tanyaku setengah gak percaya, meiyufeng menawari kerja paruh waktu disana '' dan shi wo hanyu shuo de bu hao, ye bu hui biaoyan'' keluh ku pada Meiyufeng karna bahasa mandarin ku yang belom bagus]
'' shi a... wo xiang mingtian qu xiang ba ke , ni pei wo yiqi qu, haoma?'' * beneran saya pikir besok kita pergi ke starbuck, saya temani kamu pergi gimana? tawaran Meiyufeng
''haode '' jawabku penuh semangat
Aku mencoba mencari tambahan uang , dan di caffe starbuck gajinya sekitar 12RMB perjam pikirku lumayan hanya sekedar mengisi waktu luang,
''wo xuyao lao dong '' (aku harus kerja keras)
Ku habiskan waktu sore itu di perpustakaan , mengerjakan tugas-tugas kuliah yang luar biasa bertumpuk banyak, aku gamau membuang waktu . aku kerjakan semuanya sampai tuntas . bagiku ketika pulang kerumah Damian adalah prioritas mengurus anak bukanlah sisa waktu
Ketika cahaya matahari menyentuh pagi itu. Vara terbangun , ada hawa dingin mengalir saat ia meregangkan tubuh Sekarang aku udah di china, Tuntutan pergi ke kampus memaksakanku bangun di pagi hari, agaknya aku tidak bersemangat dan tubuh terasa begitu lemas.
'' zao an zhongguo'' *Pagi china
Pagi hari saat udara sedang dalam keadaan dingin-dinginnya membuat kantuk aku semakin berat dan hal yang paling ingin aku lakukan saat itu adalah menarik selimut dan tidur lebih pulas lagi, mungkin karena efek salju tebal yang membuat aku ngantuk , ditambah alat penghangat ruangan yang membuatku ingin lama terlelap di tempat tidur, tapi genggaman tangan mungil , merengek memanggil -manggiku untuk bangun dan segera menggatikan popoknya yang sudah basah
'' Ya, ya...Damian sayang ,Mami tahu nak... Mami bangun '' ku lawan rasa kantuk ku pagi itu, Siapkan Perlatan Mandinya , Damian kubaringkan terlentang dan aku lepaskan popok kotornya. ku bersihkan dengan air hangat, dan lap bersih untuk membersihkan organ vitalnya dengan perlahan, kubaringkan Damian diatas tempat tidur dialasi handuk kuusap bagian sekitar matanya dengan kapas, kutuangkan sedikit sabun cair pada wash lap lembut yang basah, aku seka wajahnya dengan hati-hati. menyeka kepala dan seluruh tubuhnya. Lalu membilasnya pada wadah mandi bayi yang berisi air hangat dengan hati-hati. tetap saja aku masih selalu was-was saat memandikan bayi. selanjutnya mengeringkan tubuh mungilnya dengan handuk kering dan kenakan popok dan pakaian bersih juga jaket hangat.
''Anak mami udah cakep nih'' menggendong Damian dengan rasa gemes
Tentu saja Damian menangih sarapan pertamanya dia menangis dan memasukan jari kedalam mulutnya memberikan sinyal kalo dia lapar, waktunya menyusui si Jagoan, aku percaya ASI merupakan makanan yang terbaik untuknya , karna aku yakin ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap dan antibodi untuk kekebalan tubuhnya, alasan ku tidak sering-sering memberi Damian susu formula adalah karena aku percaya bayi yang mendapat banyak sentuhan jarang menangis dan lebih cepat untuk berkembang, moment menyusui membuatku puas secara emosional, memberikannya perhatian kasih sayang yang lebih untuknya. Aku pernah baca sebuah artikel yang mengatakan kalo bayi yang diberikan ASI lebih cerdas pada masa kanak-kanaknya dibanding bayi yang diberikan susu formula.
Setelah dia merasa kenyang , kugendong Damian dengan posisi tegak, kuletakan kepalanya dibahuku. Ku sangga kepala dan punggungnya sambil menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut , untuk membuatnya bersendawa.
Tapi hari ini menuntutku untuk datang di pagi hari,hidup itu perjuangan, Setelah keluar dari kamar mandi dan rapi dengan pakaian baju tebal berlapis, penutup kepala, syal dan kaos kaki siap kukenakan, segera aku bergegas cepat untuk merapikan diri pergi ke kampus , barulah aku melihat kota Beijing yang dipenuhi dengan gumpalan-gumpalan putih yang merata .atap -atap rumah terlihat seperti es krim vanilla yang siap santap, Matahari yang bersinar terang ternyata tidak membawa kehangatan, Aku menitipkan pangeran kecilku di tempat penitipan bayi , Diperjalanan aku diserbu dengan angin dingin dan salju-salju yang deras bertaburan di rambut, jaket dan tas. Segera aku bergegas ke Beijing Little bear Family Wudaokou apartment. Melewati jalanan yang sangat becek.Jasa penitipan ini sungguh membantuku dan merupakan solusi menjaga dan mengasuh buah hatiku saat aku kuliah. tempatnya bersih dan cukup nyaman. yang aku lihat orang-orang disini orang yang terlatih menghadapi bayi dan sensitif pada kebutuhannya.
''Zǎoshang
hǎo, wǒ xīwàng wǒ de háizi tuōfù dào xiàwǔ 4 diǎn,Tā de chéngběn
duōshǎo ??'' * selamat pagi saya mau titipkan anak saya sampai jam 4
sore , berapa biayanya?
''Bùjǐn jiàgé dīlián, tèbié shì rúguǒ nǐ bǎ yīgè bāo yǐ tígōng'' *murah saja harganya jika mengambil paket penitipan anak
Setelah lama tawar menawar akhirnya aku sepakat dengan harga yang ditawarkan paket 1bulan penitipan sebesar 1000RMB/40 hari, oke aku deal saat itu, ku ciumi Damian sebelum aku meninggalkannya.
''Mami berangkat dulu ya sayang, jangan nakal! WO ZHEN DE HAO AI NI Emmmwuuuaaacchhh'' kuciumi seluruh wajah dan tubuh jagoanku saat itu
Kampus yang wow, unik, berbagai macam benua dari Afrika, Amerika, Australia sampai Asia semuanya berkumpul di kampus ini, orang- orang asingnya dari berbagai bangsa banyak terlihat dimana-mana, suasana lingkungan di BLCU lebih hidup, aku lalu berjalan di sekitarnya banyak cafe, resto dari makanan korea, jepang, italia ada semua. Orang2 matanya sipit, sampe kuli bangunan juga sipit.. hahaha.. ini china aa... mau gak mau bahasa china harus keluar
Kuintip perpustakaan dari luar kulihat penuh, banyak sekali mahasiswanya beramai-ramai untuk belajar dan baca buku, aku memperhatikan cara mereka saat belajar, niat orang china untuk belajar emang bener-bener luar biasa, salut banget. jadi kalo suatu hari china nguasain Asia gak heran , mereka tekun dan ulet. berulang kali aku bilang wow, disini ada fasilitas fitnesnya dan lapangan badmintonnya juga kerenpantes aja cewek-cewek disini langsing-langsing dan cantik-cantik, wow kampus dengan fasilitas perfect Wo xihuan ne!
.
Untung banget aku ketemu temenku Diandra dan Meiyufeng mereka datang menghampiri, Oh ya aku perkenalkan mereka , Diandra adalah mahasiswa dari Indonesia sama sepertiku weiguo ren atau mahasiswa sini menyebutnya liuxuesheng ,dia juga ada darah china marga nya Shen, kita adalah mahasiswa asing asal Indonesia, Meiyufeng adalah mahasiswa lokal kelahiran asli Meixian , Astagaaaa... belum sempet aku menyapa mereka malah buru-buru suruh aku ke bagian administrasi ,segera aku beranjak mengambil buku pendaftaran.
'' ni hao, nimen nihao ma ?'' sapa ku pada mereka
'' Chen feifei , hen hao, ni ne? hai jiu bu jian le, wo zhende haoxiang ni...'' sapa Meiyufeng dengan nada riang yang ramah
'' Mamahuhu, Wo ye haoxiang nimen ''
''wo xiang wen wen ni, bao ming le meiyou'' meiyufeng menanyakanku tentang daftar ulang
''Mei you, yin wei wo wang ji'' jawabku sembari menggaruk-garuk kepala
''Iya nih Vara baru nongol aja, katanya mau asrama bareng aku tahunya sewa apartment sendiri , kamu kenapa gak bisa dihubungi tadinya aku mau berangkat barengan kamu tahu'' Diandra nimbrung pake bahasa Indonesia
'' Sorry deh sory.. wo wang kai ji le , yaudah ngobrolnya nanti dulu deh , sekarang tunjukin ruang admind nya'' jawabku sama Diandra
'' kuai!, ni qu zanmen wo'' Maiyufeng langsung memimpin untuk berangkat *cepat kamu berangkat dengan aku
''xing'' jawabku sepakat singkat sembari tersenyum * ok
Maiyufeng mengajakku untuk berjalan cepat '' kuai, kuai , bao dao kuai'' sergahnya menyuruhku buru-buru daftar ulang.
'' hao de...hao de'' baiklah-baik lah jawabku
''Nama Lengkap, Fakultas dan tanda tangan'' katanya datar , laki-laki tua sipit dengan penampilannya yang aneh dengan dasi bergambar looney toon hahaha kocak dibuatnya aku tertawa, tapi dalam hati saja ya, takutnya dia marah.
waktu menunjukan pukul 12.45 suhu mencapai 1 derajat celcius padahal matahari bersinar sangat terang. siang itu kantin BLCU penuh , BLCU memiliki 2 kantin yang lama satu di dekat Gerbang Selatan, itu kantin mahasiswa lokal melayani makanan China. yang satunya Ini kantin khas, di mana kita bisa memilih mana yang pingin kita makan. Di lantai 2 seperti food court , dengan banyak meja. akhirnya aku diajak Diandra dan Maiyufeng untuk makan diluar area kampus , mereka mengajakku pergi ke Momoya yang letaknya di xijiao Hotel deket banget sama BLCU, Momoya itu restoran jepang .Dengan kisaran harga hingga 50 RMB. tak kuasa aku menolak ajakan dari para sahabatku itu, Segera siang itu aku dan Diandra pergi untuk makan. Aku milih menu makanan jepang yang standar aja saat itu chiken katsu dan ocha panas, jauh-jauh ke china makanannya standar hoka-hoka bento lagi, tapi ga apa-apa yang penting makan, lagian gamau pilih menu aneh takutnya lidah enggak mau nerima.
''Akhirnya makaaaannnn, ....
Katanya bergaul sama orang china asli orangnya kasar, jorok, ga bisa dijadikan temen,
tapi pas Aku mulai temenan bareng sama mereka, salah besar loh
mereka orang baik banget sama aku dan Diandra , Kesahajaan itu lah yang membuat perasaanku nyaman , Kami tertawa dan tertawa , memulai persahabatan dengan cerita-cerita yang ringan, kita minum teh ocha didalam poci , dan menuangkan nya dalam cangkir, sembari menyantap chicken curry yang berkilau-kilau oleh minyak yang gurih, semoga ini menjadi awal persahabatan yang tulus dan waktu bisa menghapuskan kengerianku saat di Indonesia.
''Eh iya, gimana anakmu Vara tanya Diandra , sehat ?'' sambil mengunyah dengan mulutnya yang penuh dengan udon
'' Baik ko, dia sekarang udah bisa tengkurep ,berat badannya udah nambah 2kilo'' jawabku
''Wuah, sehat ya, padahal bulan September lalu seinget aku bayi kamu masih kecil dan merah, eeh btw, bapaknya udah nengok,? pasti dia seneng anak kamu itu kan lucu banget, aku udah lihat foto-fotonya di account instagram kamu Var, umh seneng ya jadi seorang ibu ''tanya nya polos tanpa tahu masalah yang sebenarnya.
''Mau tau banget apa mau tahu ajaaa...'' candaku
''Ikh Vara , yaa gue mau tau banget lah'' tanya Diandra penasaran yang dengan sengaja menuangkan kecap asin pada makanannya
Pertanyaan yang menjebak dan sebenarnya membuatku enggan untuk berkomentar tapi sebisanya aku menyembunyikan prihatin , kukepal tanganku yang berkeringat sembari menghela nafas
''Belom Di, dan kayak nya ga akan pernah Damian bertemu dengan bapaknya, mending cari papi baru aja lah untuk dia, papi originalnya udah kelaut , sibuk ama ceweknya yang baru'' jawabku sambil bercanda yang padahal pertanyaan Diandra menyiramkanku pada kejengkelan masalalu.
''SERIUS Var? tanyanya keheranan
''Dua rius Diandraa, ngapain aku bohong, udah akh jangan kepo, kali aja ada cowok china yang mau sama gue , dapet satu gratis satu '' hehe jawabku dengan santai tapi sakit
hahahhahahahaahhaha....Diandra ikut tertawa terbahak -bahak dan sedikit tersedak
'' aku akan bertahan'' gumanku dalam hati
Suara tawa ku mulai surut ''Gunakan topeng ketabahan mu Var, jangan memperlihatkan '' nasihatku pada hati untuk menetralisir suana hatiku yang mulai buram.
Maiyufeng itu baik banget, aku jadi malu apalagi dia tuh mau banget bantu kita. Meiyufeng sabar banget nerangin ke kita klo ada sesuatu yang kita engga ngerti disini,
Aksen mandarin disini beda-beda , bikin aku celanga-celongo kalo ngobrolnya kecepetan dan karna kebanyakan dari mereka tuh dari berbagai daerah, jd telinga aku mulai terbiasa denger aksen2 mandarin berbagai orang cina
dan orang china itu ramah-ramah loh dan mereka tuh kalo ngebantu bener-bener tanpa pamrih
Sepanjang perjalanan pulang dari kampus , pikiranku tak lepas dari Damian, naluri kecil ku ingin segera menggendong dan ingin cepat membawa Damian kembali dalam asuhanku, langkah semakin cepat untuk segera mengambil Damian di tempat penitipan anak saat itu, berbaur dengan rasa sayangku padanya yang tak terhitung .
Gak ada yang cuma-cuma didunia ini semua ada nilai tukarnya, pada saatnya nanti akan datang kesempatan untuk membalas segala nya. tapi untuk apa menjadi pendendam bukankan kah dengan pergi nya aku kuliah dichina sudah memberikan celah untuk keluar dari masalalu? bukankah janjiku akan mencoba hidup baru dan berbenah hati? kesakitan yang kekal dalam ingatan ini , masalalu ini harus dibakar dan dihanguskan dan membiarkannya tidak tersisa. ''jangan terlalu dikuasai kesedihan Var !'' tegasku pada hati , Nyawa di bayar nyawa, dan buatku balas dendam termanis adalah kesuksesan membesarkan Damian dengan menjadikan anak yang membanggakan nantinya.
''Bagaimanapun juga Damian adalah anakku, darah dagingku , aku ibunya dan aku harus bertanggung jawab penuh atas kebahagiaan dan kehidupannya kelak'' azamku dalam hati
Senyuman yang melembutkan hati
Rasa hati dan badan terasa lunglai dan loyo terbayar sudah, ketika sampai aparment Damian masih anteng dalam pelukan tangan ku sepertinya dia mengajakku berbicara, kutanggapi celotehnya, mungkin ini menunjukan rasa kangennya padaku, Damian sedang menunjukan rasa kasih sayangnya dengan bereaksi saat aku mengeluarkan suara-suara lucu
Kugendong dan kuajak Ia bermain ''Damian , tangen mami ya nak, tayangnya mami, ..anak pintel gak rewel ya nak ya, si jagoan , si sayang, si ganteng '' sambil kucium pipinya yang tembem menggemaskan itu
Damian tersenyum dan merespon dengan menggerakan seluruh badannya, menggerakan tangan dan kakinya merupakan perhatiannya, dia menjerit, tertawa saat aku mengajaknya bermain. hal yang menyenangkan membangun kontak fisik yang akbrab dan emosional bathin yang kuat, sesaat itu aku menyusuinya dengan penuh kasih sayang, sungguh senyumnya yang melembutkan hati.
Malam hari 15 menit sebelum tidur kupijat Damian agar Ia bisa cepat tertidur dengan lelap dan nyenyak, sentuhan mesra sebelum tidur membuat Damian merasa nyaman dan tidurnya lelap, Sembari bersenandung , Kupijat tubuh mungilnya dengan baby oil mulai dari arah kaki, terus sampai ke bagian badan. dan terakhir sentuhan ringan dikepalanya, semua ini aku lakukan untuk menyejukan perasaannya, agar membuat dia tidak sering bangun malam, kuredupkan lampu dan menyalakan lampu kecil remang-remang agar dia tahu ini malam hari dan waktunya tidur dan ciptakan suasana yang tenang dan nyaman untuk dia tidur nyenyak dan pulas sepanjang malam.
Setelah menidurkan buah hatiku , tiba-tiba kepalaku pusing, kucoba merendam diri dengan air hangat didalam bathtube kamar mandi, dalam lamunanku teringat wajah Mama , wanita yang selalu memberi dorongan untuk mengasihi dan mencintai anakku. tengiang-ngiang dalam ingatan perkatanya
'' Jadilah seorang ibu dengan hati yang tidak egois, mempunyai hati yang lapang, dan mempunyai kasih yang tidak pernah habis sepanjang jalan yang selalu memikirkan kebahagian anaknya '' justru kata-kata Mama membuat aku resah, mampukah aku menjadi yang seperti demikian itu?
Aku harus hidup dalam realitasku sekarang, Yah aku anggap Levi sudah tiada, aku harus menjalani kehidupan ini tanpa ada bayangan-bayangan masalalu yang membius ku untuk meratapi kesedihanku sembari mengucurkan airmata. tidak, aku gak akan terkurung dalam bayangan masalalu, setiap selesai aku bertengkar dengannya, aku benci sekali sama dia, andaikata motor supra nya itu terguling di jalan dan hancur, aku lebih bahagia, artinya hubungan kami benar-benar selesai, dan memberi nama iblis atau pengecut sebagai nama yang tepat untuk laki-laki yang menelantarkan dan tidak mau akui Damian sebagai anaknya sendiri. akh itu hanya pikiran emosional konyolku saat itu.
Ketika kujalankan semuanya sendiri, Aku berpikir sebegitu keras, aku yang harus mengatur waktu dan bukan waktu yang mengaturku, Tuhan masih memberi waktu untuk aku menuai, setiap perkembangan damian bagiku adalah hadiah-hadiah berkala yang diberikan Tuhan , kebahagiaan dan keharuan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, meskipun aku hanya seorang ''single Mothers'' baik sebagai ayah dan ibu bagi Damian. Hidup tanpa pasangan tidak harus membuat hidup menjadi kelam, aku harus menjadi orang tua tunggal yang mandiri dan bertanggungjawab, aku harus menjadi yang terbaik, Fokus pada apa yang aku miliki sekarang, Damian kini adalah pusat kehidupanku. karena hidupku sekarang hanya bersamanya, dengan harapan besar Damian tumbuh sehat dan berprestasi nantinya, aku tahu kalo aku terlihat murung, tidak nyaman atau tidak aman sendirian, anakku akan merasakan hal yang sama, sekarang itu waktunya aku menikmati hidup bersama Damian. Hanya aku yang tahu siapa diri aku, aku hilangankan segala pikiran negatif tentang kesendirian dan mulai berlatih untuk merasa nyaman dengan diri sendiri, mencari kekuatan dan mempertahankan rasa percaya diri , sebisanya aku lakukan apa yang membuat aku bahagia, meskipun aku tidak bisa menjadi segalanya bagi Damian aku gak akan merasa tertekan, bukan berarti ia enggak dapat kasih sayang yang utuh, toh, masih banyak orang-orang yang menyayangi Damian disekelilingku. Aku akan membuat hidupku lebih menyenangkan walaupun tanpa adanya sosok suami. Damian harus mengenangku sebagai ibu yang menyenangkan, membuatnya tenang dan gembira.. bukan membuatnya khawatir dan sedih.
Hembusan angin diluar kencang sekali , membuat jendela kamar mandiku terbanting dengan keras , aku seketika kaget dan tersadar dalam lamunan, segera aku keluar dari bathtube
Kukeringkan badanku dengan handuk kering, lalu kukenakan pakaian tidur berwana pink motif bunga favoritku, lalu aku duduk depan cermin sembari menyisir rambutku yang kala itu masih basah,
''Saatnya bangkit dari keterpurukan Var..!!!!, jadi single mother siapa takut? '' gumam semangatku pada diri sendiri sembari senyum
Aku berdoa malam itu untuk selalu meminta kemudahan dan tuntunan dari Tuhan, Kupeluk buah hatiku yang tertidur lelap hingga akupun terlelap
Kuliah hari pertama
Nyolong start tepatnya , aku langsung masuk kuliah dikelas semester 4, soalnya aku gak perlu mempelajari dasar pelajarannya lagi. untunglah aku gak buta banget dengan mata pelajaran disini, tak hentinya aku berterimakasih sama Tuhan dapet kesempatan untuk ikut program pertukaran pelajar di kampus ini. aku masih inget sama pepatah leluconnya dosenku di tempat kuliah dulu
'' orang yang bertahan hidup adalah orang yang bisa memotivasi dirinya sendiri gak perlu pake mario teguh'' begitu ujar pak paulus dulu saat aku masih kuliah di Indonesia
Nampaknya nasehat itu harus aku pakai , BLCU adalah kampus yang bonafit, aku gamau awal perkuliahan ku disini penuh semangat tapi karna adanya hambatan aku melempem dipertengahan, makanya aku selalu mengingatkan diri sendiri untuk fokus pada tujuan awal agar aku kuat dan gak mudah putus asa. sebenarnya orang-orang disini ramah, bahkan kepada orang asing seperti aku, gak seharusnya aku ngerasa kesepian, dan mereka bisa dijadikan teman-teman yang baik.
''Vara..Vara...'' panggil Diandra padaku
'' Ummhh , apaan Didi... ,ai, ni you shenme shir ma? '' tanya ku balik
'' Kuliah kouyu sampe jam brapa sih? bosen nih...'' gerutu Diandra
''hiiih...bawel , baru jam berapa lihat tuh, xianzai zao shang 08.55 , shi'er dian xia ke, ni tong le ma??
'' wo zhidao aaa, Var, tapi bete banget nih dosennya , mukanya tua banget , hen qi guai,ga niat nih aku males'' diandra yang saat itu resah
''...udah yah aku mau fokus BELAJAR !! mukanya emang aneh haha, udah yah jangan ganggu!!!! jawabku
Luar biasa hari pertama aku masuk kuliah, Para dosen sudah menjejali kami dengan Tugas yang banyak, yang pastinya ini memaksaku untuk mencari bahan materi ke perpustakaan. apalagi kelas intensive.
Setelah pelajaran usai aku duduk-duduk di kantin , dan asik mengotak -atik androidku sekedar untuk mengupload foto-foto Damian di account instragram, Blackberry mesenger mati total, terang aja karna di Beijing gak ada yang pake BBM , kalo pun ada yang pake BB cuman sekedar jadi telepon genggam biasa.
Siang itu aku makan dengan kartu makanku dan rela untuk berjejal demi makan hemat, lagi pula uang subsidi studi banding dari pemerintah harus bisa aku pakai sehemat mungkin, kalo pun terpaksa aku pakai dari uang tabunganku sendiri, Biaya hidup di Beijing lebih mahal di banding kota-kota lainnya di China.
''wo dui zhongguo wen hua fei chang ganxing qu'' ucapku pada Meiyufeng *saya sangat tertarik terhadap kebudayaan china
''wo zheng zhao gongsi , wo xiang duo shao qian'' gerutu ku pada Meiyufeng..yang memang butuh uang tambahan
''hao.. aa.. wo you pengyou gongsi zai xing ba ke (starbuck) , ta biancheng jingli , wo hui chufa ni ruguo ni yao, ni yuanyi gongsi zai nar?
'' cente ma?'' benarkah? tanyaku setengah gak percaya, meiyufeng menawari kerja paruh waktu disana '' dan shi wo hanyu shuo de bu hao, ye bu hui biaoyan'' keluh ku pada Meiyufeng karna bahasa mandarin ku yang belom bagus]
'' shi a... wo xiang mingtian qu xiang ba ke , ni pei wo yiqi qu, haoma?'' * beneran saya pikir besok kita pergi ke starbuck, saya temani kamu pergi gimana? tawaran Meiyufeng
''haode '' jawabku penuh semangat
Aku mencoba mencari tambahan uang , dan di caffe starbuck gajinya sekitar 12RMB perjam pikirku lumayan hanya sekedar mengisi waktu luang,
''wo xuyao lao dong '' (aku harus kerja keras)
Ku habiskan waktu sore itu di perpustakaan , mengerjakan tugas-tugas kuliah yang luar biasa bertumpuk banyak, aku gamau membuang waktu . aku kerjakan semuanya sampai tuntas . bagiku ketika pulang kerumah Damian adalah prioritas mengurus anak bukanlah sisa waktu