Batam di Pertengahan November
Tepat pukul 11 malam, aku sampai dirumah yang sudah gelap gulita karena semuanya pasti sudah tertidur, sengaja pikirku aku ingin tidur disamping Mama, saat aku hendak masuk ke kamar, pandanganku tiba-tiba tertuju pada box bayi kulihat pangeran kecilku ini sedang tertidur lelap , pangeran kecil ini yg membuat letih penatku usai bekerja sekejap hilang. malaikat mungil yg membuat senyumanku tetap mengembang, ketika persoalan menghadang, ketika aku harus mencari rezeki untuk kebutuhannya ,'' yeah his my prince'' malam itu aku gak bisa tidur , aku tidur samping mama, setelah doa malam aku coba untuk memejamkan mata .
Namun ada hal yg tidak tersurat dan tersirat dalam benakku, banyak kepiluan yang membelenggu hati ini dan ingin rasanya aku melepaskan semua , walaupun masalah yg aku hadapi tak kunjung mendapat solusi yang pasti, Tuhan sedang menguji kesabaranku, bagaimana aku bisa bertahan dalam situasi ini jelas tidak lebih sulit dibanding dengan bertahan hidup yang sudah kulakukan selama ini. meskipun aku berpura-pura bersikap seperti biasa, Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. tidak ada pilihan selain ''menjalaninya''.
Mama seolah paham dengan apa yg sedang aku bimbangkan, dengan suara lembutnya bertanya ''kenapa Var? sudahlah nak, sudah cukup kamu tersakiti jangan sampai kamu membuat hati kamu semakin terluka''
perkataan itu seolah Mama merasakan sakitku walaupun aku tak menampakan tangis. sambil menatap langit-langit dikamar , pikiranku bercampur aduk, aku menjawab ''akh nggak,nggak ada apa-apa ma..''jawabku dengan tenang sambil geleng-geleng kepala.
keringat dingin tiba2 bercucuran, mendadak aku teringat tentang semua dosa-dosa, lamunan panjang menampakkan berbagai macam dosa yg tiba-tiba menjelma DEG! aku hanya terdiam, tak terasa, ada yang merembes dikelopak mataku.. andai saja aku tak ceroboh dalam berbuatTeringat saat Levi meneleponku beberapa hari yang lalu sebelum akhirnya aku memutuskan pergi dari hidupnya.
''Terus pi! sakitin aku begitu, sakitin terus jangan setengah-setengah! aku enggak pernah berhubungan intim lagi dengan siapa2 lagi selain sama kamu, terus aja ngomong kalo kalo ragukan Damian itu anak kamu, sekalian bilang kamu sudah punya banyak pacar diluar sana, inget karma pi , Karma itu ada! aku gak rela kamu sakitin terus seperti ini!'' langsung kututup dan aku lempar ponselku entah kemana.. begitulah hari-hariku yg selalu ribut dengan Levi. Kehadiran Damian ditolaknya dengan keangkuhan, dan ucapan meremehkanku yg membuat dadaku terasa sesak, terasa begitu sempit menghimpit, aku menjadi sosok yg pemarah dan emosional tak jarang tiba-tiba air mataku luruh, apalagi kalu aku ingat caci-maki dan kata-kata pedas darinya. Sungguh kepalaku mau pecah.
Sering banget aku murka dan jantung ku berdebar begitu kencang, Tubuhku lemas bercampur aduk.Tubuhku lemas sekali. Dia gak pernah mau mencoba memahamiku, aku masih kepikiran ucapan-ucapan Levi yg tidak mau mengakui Damian sebagai anaknya .sampai-sampai aku males untuk ngebahas lagi!. Meminta pertanggungjawabannya tanpa ada titik temu malah membuat pikiranku semakin kusut. Maka ditingkat kesakitan hatiku yang sangat parah, Saat itu juga aku putuskan untuk keluar pergi dari hidupnya.
Dan setelah pikir panjang akhirnya aku memberanikan diri untuk curhat sama mama..
''ehm! Ma..., aku pengen ngobrol'' panggilku ragu-ragu
'' Ayok ngobrol. ceritain apa saja yg pengin kamu omongin, biar Mama tahu dan bisa melihat keadaan hati kamu Var'' ditepuknya ringan pipiku ini
''Enggak, kepikiran aja , anak macam apa aku ini. anak paling kurang ajar. anak paling hina. kerjaannya hanya bikin masalah buat mama, apalagi aku dengan status aku yg sekarang''
''Var..var.kamu ini kenapa? apa kamu masih ingat-ingat orang yg sudah menyakiti kamu itu lagi? apa kamu dihina-hina karna masalah anak lagi? apa Mama diam aja? Enggak Var .mama tetep belain kamu nak, mama tetep ada didepanmu''.
''Enggak Maa aku gak ingin ingat-ingat dia lagi, hati aku sakit banget maa..''
Mama mengangguk dalam ketenangannya ''Mungkin secara kasat mata hubungan kamu sama Levi sudah berakhir, tapi, mama tahu perasaan dan hatimu mungkin belum sepenuhnya berubah, bukan mama gak percaya kamu Var, sama sekali enggak.Tapi, perasaan manusia terkadang lepas dari kendali. tapi, mama.. adalah orang yg paling tidak rela anak mama terus menerus disakiti oleh orang yg tidak bertanggung jawab. ngertikan maksud mama?''
''Enggak ma kenapa sih mama nuduh gitu, ngapain Vara inget-inget lagi orang yg udah nyakitin hati Vara secara maksimal , buktinya aku sekarang begini pun dia gak perduli, sejak Damian lahir, aku bertarung dengan nyawa sendirian, berhadapan dengan mauuuuuut, antara hidup dan mati manaa ? , aku yg sendiri pontang-panting cari uang buat membeli susu dan bubur bayi, untuk apa ma.. aku masih mengaharap sesuatu pertanggungjawaban yg sia-sia dari orang itu!''
''Mama gak nuduh Var , Mama tahu betapa hancurnya hati kamu, mama hanya coba memahami kalau hati kamu masih dalam masa transisi. dan mama tahu betul,bukan hal yg mudah untuk melupakan seseorang dan menggantinya dengan orang lain, kalo masih terbayang sesekali itu wajar kok."
''Enggak ma... sekalipun aku gak pernah harapkan Levi lagi''
''Bagus!'' mama mengangguk .'' Tapi belajar kendalikan sepenuhnya perasaan kamu, yang mama inginkan sekarang itu adalah kedewasaanmu mengendalikan perasaan, jangan sampai mama sering memergoki kamu dalam tangisan, dan senandung-senandung yg sedih, mama enggak mau melihat Putri sulung kesayangan mama terguncang atau stress''
''Iya Maa.., meskipun aku hanya menjadi orang tua tunggal untuk Damian
aku akan melakukan apaa saja yg terbaik untuknya'' jawabku
''Siip itu baru anak mama, jadilah orang tua yg baik ..berikan dia makanan yg enak, pakaian bagus atau sekolah yg baik , lakukan semua apa saja supaya cucu mama itu pintar. kenalkan agama agar hidupnya terarah agar dia dapat kehidupan yg pantas kelak! ''
''Iya, ma..makasih ya ma semangati Vara terus'' jawabku harus sembari memeluk Mama
Semalaman aku dan Mama bergadang mengobrol sampai kelelahan dan tidur.
Kalo mengingat semua hal yang pernah aku lakukan dengan Levi rasanya membuatku seperti ingin memuntahkan apa yang sudah kutelan. Aku mual. Aku muak. menjijikan, perlakuannya cukup membuatku matirasa.
Namun Kasih Mama dan Papa selalu mengingatkan bahwa seorang perempuan yang baik tidak akan dengan sengaja menyimpan kebencian dan kemarahan. belajarlah memaafkan dirimu dan orang yg sudah menyakitimu, meski ada rasa sakit yg tersimpan.
Tuhan hanya butuh pengakuan dengannya berdua, kemauan untuk berubah terbuka dan jujur adalah satu jalan menuju pemulihan hati. Sebenarnya aku tak pernah berharap akan berpisah dengan Levi dengan cara seperti ini, terputus dan berakhir tanpa ikatan perkawinan.
Terserah. aku pernah berkhayal dicintai Levi dan membangun kehidupan rumah tangga dengannya dengan penuh perasaan yang menyenangkan. dulu aku pikir dialah yang terbaik dalam hidupku, lelaki yang bisa menghapus air mata dari pipiku dan berikanku senyum. ya itulah aku yang mengharapkan Levi sejak lama, menunggu dengan sabar dan berakhir dengan kesia-sian apalagi Levi mulai mencoba beranjak melupakan semua tentang kita, dan sering menyebut beberapa nama perempuan lain, Sherly ,Mirsa , atau siapalah. Rasanya seperti mati ,bahkan'' tak ingin mendengar nama-nama semua itu lagi, perempuan mana yang tidak cemburu kalau pacarnya ternyata berbagi hati?. akupun akan menyingkir baik-baik kalo sudah ada yang gantikan posisiku dihatinya.
Semakin lama hubunganku dengan Levi hanya dihantam dengan gelombang emosional dan pertengkaran, ketidak perduliannya terhadap darah dagingnya sendiri yang membuat hati ini semakin geram. percuma sampai bertekut lutut dan menangis sampai meraung-raung pun hanya menambah derita buatku sendiri. toh dia tidak perduli. kata-kata yang keluar dari mulut hanya ucapan yg meremehkan . makin menyayat hati.
Aku harus membuka mata hati lebar-lebar dan sadar. Kalau Levi bukanlah sosok laki-laki yang baik. bukanlah pemimpin, pelindung dan pembela seperti yang selama ini aku harapkan. Hanya bual-bualan , dan kenarsisnya yang jelas nampak sekarang!. Menebarkan pesona di Media sosial untuk menjerat perempuan-perempuan lain agar tertarik padanya. dulu pesona itu mungkin menarik aku tapi itu dulu, hingga aku jatuh cinta dan hingga terlahirnya Damian kedunia, Malah sekarang nyata-nyatanya hanya perendahan , penyiksaan dan penganiayaan bathin yang mengerikan ini yang jelas aku terima. Baiklah, aku terima dengan tangan terbuka , Tapi aku janji kekejiannya ini akan segera aku akhiri.
Aku berteriak. Melemparkan bantal sekuat tenaga kearah pintu melampiaskan perasaan kesal yang tak terkontrol, dan lebih sering menangis ditelepon. bukan nya sesekali tapi sering sekali aku menangis hingga kelelahan dan tertidur. Yaah.. meski aku bisa menulis takdir aku tidak ingin menyesali semua yg terjadi. Aku menarik nafas panjang .mengusap wajah. berharap keadaan hatiku kembali seperti sedia kala. Meninggalkan Levi dengan tanpa penyesalan , hanya berdoa kesakitan ini akan segera berlalu, dan segera Tuhan berikan kebahagiaan yang jauh lebih besar untukku, lambaian Skenario sempurna untuk masa depanku.
Papa dalam keadaan sakitnya Ia masih memberiku penguatan . Tangannya merangkul pundakku, dengan menunjukan kebijaksanaan dan kelembutannya sebagai seorang Ayah.
''Ndo, semakin kamu merasa lemah dan jujur dari kepedihanmu, semakin dalam penyembuhan yg akan kamu terima Ndo... berhentilah menyalahkan diri sendiri''
dengan raut kesakitan, kegelisahan,kesedihan dan keputusasaan , tangisku pecah ''Aku menyesal Pah..aku pengin minta maaf Pah..Aku gak bisa jadi anak yang membanggakan Pah..''
''Sudah Ndo, kembalilah sama Tuhan , Semuanya .. hanya Tuhan yang berikan semua kebahagiaan, berikan semua kebaikan , dan kehidupan, mintalah pengampunan darinya, Dia Maha luas ampunannya. lupakan..!!, mulai sekarang bersikaplah lebih baik.'' Papah mengusap kepalaku lembut
Melihat matanya Damian berwarna coklat terang. sangat menyejukan hati. apalagi lesung pipit kecilnya muncul saat mulai tersenyum , sangat ngegemisin . betapa lucunya makhluk kecil titipan Tuhan ini. Aku bersyukur punya Mama dan Papa yang luar biasa kasihnya. Betapa mereka menyayangiku dan masih menerimaku sebagai anaknya. tak mempermasalahkan bagaimana aku , apapun itu ,mereka benar-benar tidak perduli. dan tetap masih ada maaf dan pengampunan kepadaku. Benar-benar tulus.
Tak ada alasan aku untuk tidak mengabdikan diri pada mereka . tidak ada omelan dan kemarahan . Nasihat-nasihat mereka menyamankan aku membuat semuanya berubah, perkataannya itu berhasil mengobati lukaku, mengajariku merelakan, membuatku memaafkan, menikmati dan mensyukuri apa yang aku punya. Terimakasih Tuhan , ini kehendakmu dalam hidupku, mulai sekarang aku bangkit , apapun yang terjadi Damian adalah titipan Tuhan surga kecil yang mesti aku jaga sebaik-baiknya.
Mengejar impian ke Negeri Tirai Bambu
Aku butuh ketenangan, disampaikannya siang itu kabar yang menusuk jantungku, langsung menoreh kan luka yang dalam, Angga sahabatku sempat berbincang melalui telepon dengan Levi dan jawabannya tetap sama dia benar-benar membenci dan tidak perduli lagi tentangku dan Damian. ''Angga ngapain sih kamu telpon orang itu segala?'' tukas ku ketus dengan nada kecewa. obrolan Angga dan Levi justru kian merapuhkan perasaanku. aku terduduk lemas dilantai, ada perasaan lemas campur aduk tak menentu, antara sedih dan merasa tidak berharga sebagai seorang wanita.
Sore itu aku pamit sama Mama untuk pergi ke singapura untuk menenangkan diri beberapa hari disana. sebelum akhirnya aku pergi ke Beijing, Aku nggak tahu, harus menyebut apa dorongan hati ini agar segera pergi, Tujuan pastinya untuk melanjutkan pendidikanku dengan kesempatan beasiswaku disana. tapi ada sesuatu yang tidak terwakilkan yang membuatku ingin segera bergegas pergi dari Indonesia.
Sebenernya apa yang terjadi dengan Vara desak Mama ada hal yang ganjil terdeksi oleh instingnya yang berpengalaman itu .'' kenapa packing barang? Var kamu mau kemana?''
''Gak ada apa-apa, Ma'' jawabku ''Vara cuman pengen praktis aja kalo pergi ke maindland dari singapura, Damian aku bawa ya Ma''
''Tapi kenapa harus dari sekarang dan Damian kamu bawa, apalagi kamu sendirian !. kalo ada apa-apa gimana Var?'' bantah Mama tegas
''Mama gak usah khawatir ,'' jawabku dengan tenang'' Vara kan udah gede Ma, Vara bisa kok jaga Damian dengan baik. Kan Vara juga udah sering ke sana!''
''Seharusnya kamu juga gak perlu bawa-bawa anakmu Var..''
''Gak apa-apa Ma, Vara mampu sendirian, Vara bisa urus Damian sendiri tanpa siapa-siapa Ma !''
''Terus , apa yg kamu lakukan beberapa hari di singapura? kalo Damian dibawa nanti disana siapa yang jaga, kuliah kamu gimana? tanya Mama
''Vara butuh ketenangan Ma..!''
'' Tapi... Mama khawatir Vara'' bantah Mama lagi , Aku meraih jemari Mama sembari menggendong Damian yg kala itu rewel
''Mama gak usah khawatir, Vara sudah dewasa. Vara tahu apa itu bahaya. Percaya Ma, Vara bakalan baik-baik aja, Ya, Ma?''
'' Mama gak abis pikir apa yang kamu cari?'' keluh Mama.. '' yasudah hati-hati ya Var, jaga diri, Mama hanya bisa doakan kamu, dan Mama berharap semoga apa yg kamu raih nantinya akan selalu berkah. jaga cucu kesayangan Mama dan Papa ya nak!'' mama nampak khawatir sekali
'' satu lagi, kalo ada apa-apa cepet telepon mama ya , nak!''
Aku sendiri tidak mau menjelaskan apa maksudku, Cuma Aku sendirilah yang tahu.Maafkan aku Mama mengabaikan kepedulianmu, Restui aku Mamaa.. agar aku pulang dengan masa depan gemilang, Aku percaya nasihat-nasihat mu membuat segala hal yang sulit, akan aku rasakan menjadi mudah untuk aku lewati.
Terimakasih , Mamaa...
Berkali-kali sahabatku Angga menelpon untuk menghalagiku pergi
''Pegang omonganku Ver kamu bakal menyesal dengan keputusan kamu itu apalagi bawa Damian pergi juga, aku gak yakin kamu bisa sembuhkan hati , dimanapun kamu berada masalalu kamu bakalan tetep menghantui kamu kalo kamu tidak pernah ikhlas Ver '' Angga terus membujuk aku dengan penuh rasa haru
''Sulit menjelaskannya sama kamu Angga, aku ngerasa obrolan mu dengan Levi udah cukup kasih aku keputusan, tapi yaudahlah, lupain aja, suatu saat kamu akan tahu!''
''Aku gak bisa menghalangi keputusanmu Ver, jaga diri baik-baik disana, jaga juga dede Damian, Godblessyou'' Empati Angga padaku saat itu
''Iya , makasih banyak Angga dukungannya''
Sore itu aku pergi ke pelabuhan untuk menyeberang menggunakan feri ke Singapura, melangkah menuju dermaga . Dengan matahari merah yang hampir tenggelam dan angin kencang mulai menyentuh kulitku, kupeluk erat bayi mungilku ku coba hangatkan tubuh kecilnya agar tetap hangat.perjalanan dari batam ke singapura kurang lebih memakan waktu 1 jam.
Sesampainya disingapura, akhirnya kapal Feri berlabuh diterminal Harbourfront Centre, kubawa koper bawaanku sembari menggendong Damian yang saat itu tertidur pulas, mengantri untuk proses imigrasi, setelah pasport di cap oleh petugas. melewati custom dan barang-barang di cek barulah aku keluar dari terminal Feri dan langsung menuju kawasan Harbourfront yang juga terhubung ke vivocity. masuklah aku ke Vivocity disana ada monorail ekspress menuju santosa island.
Iya bahagia itu sungguh sederhana
Aku bisa tidur menjelang subuh, sebelumnya aku iseng untuk membuka ultrabook untuk sekedar menutup Fb menghilang dari semua akses media sosial , Aku berpikir hanya account bloggerku lah yang aman dari langkahku untuk melupakan Levi, Kubuka account blogger ku untuk menulis, menghela nafas berat, Levi datang memberikan komentar pada salah satu tulisan ku.
''Met Menuntut Ilmu ,,, Jiayou !'' dan '' semangaaattt'' komentar Levi
'' trims '' jawabku dengan kebekuan yang tidak tahu kapan akan mencair , apakah kebekuan ini akan berlanjut setelah hari itu? Aku juga tak tahu.
Sekuat daya aku menahan perasaanku ,menelan ludah dengan susah payah. Setengah mati dikuat-kuatnya hatiku untuk diam tidak menangis, menyabarkan hati aku ingat pengusiran Levi dulu
'' Pergi, sekarang aku terima karma dari kmu aku dilempar kecap pedas juga diusir orang tua , aku disumpah serapahi juga, kamu sudah puas bukan?''
Ummmh...hatiku hanya bisa berguman ''baiklah Levi aku akan pergi, aku tak akan mengganggumu, Aku harus melupakanmu ...bantulah aku..semoga Allah membalas kelakuanmu Levi!''
Sesekali menatap kembali komentar Levi pada tulisanku , membuatku berguncang menahan tangis . aku ingin melepaskan semua yang selama ini menindih hatiku.
Jujur saja aku kangen Levi yang dulu tapi... ''bukan waktu yang tepat Levi kamu menyapa aku lagi. semuanya telah terlambat, semuanya berlalu!'' gumanku
'' Dan aku harus bisa melupakanmu, apa pun yang terjadi!''
'' Aku minta maaf...Levi'' Aku memilih menghindar, perlahan mundur menjauhimu..
Dan bagiku semuanya sudah menjadi masalalu, aku tak ingin mengarunginya lagi. Semua sudah selesai, sudah puing, sudah habis. Aku tak ingin memulainya lagi, tak ingin membangunnya lagi, walaupun bisa, walaupun ada kesempatan. Tapi ahh.. sudah biarlah, biar yang sudah selesai, kita selesaikan, kita bubarkan, kita tamatkan, Biarlah yang sudah lari, kita lepaskan, Tak perlu kita kejar .Tak perlu. Tak perlu. semua sudah selesai, habis, tamat. Titik.
''duh cenengnya, anak Mami udah wangi'' ku gendong sambil kuciumi tubuhnya yang kental dengan aroma khas bayi .
Bayi sekecil ini tahu nya cuman netek di ibunya , ada harapan dan doa juga untuknya disetiap ASI yang dia minum lewat tubuhku. kupandangi wajahnya dalam buaian timanganku. dan ku belai kepalanya dengan lembut , tak luput dari doa sambil menyusui Malaikat kecilku ini aku berkata
''jadi anak yang sholeh ya Nak, semaksimal mungkin Mami janji bakalan berikan Damian yang terbaik, cinta yang Mami beri buat kamu cinta yang menangisi kamu, dengan sepenuh doa..Sayangku, jadi jagoannya Mami yah, meski sekarang kita cuman berdua tapi Mami yakin Damian akan jadi anak yang kuat, Mami bakalan bahagiain Damian bagaimanapun caranya''
Damian tempat segala bahagia bermula , Damian adalah semangat spiritualku malaikat kecil dari surga yang mendatangkan kenyamanan kedalam bathinku. Damian juga seolah tampak tenang dan menatapku dengan penuh kasih, dan aku bisa melihat makna yang begitu besar dari pancaran matanya, .Begitu terpusat konsentrasinya saat mengisap, nampaknya Damian benar-benar sangat lapar.
'' Ummh anakku, I love you'' gumanku sambil tersenyum
Aku buru-buru check out , dan naik MRT menuju Changi, untungnya pesawat Jetstar Airways yang masih tersisa seatnya untuk penerbangan siang ini. Alhamdulilaahh kebagian tiket..!!!
Disambut butiran Salju Putih
Begitu turun dari pesawat aku langsung disambut butiran salju, Badan mendadak seperti membeku begitu keluar dari Beijing Capital International Airport langsung aja hidungku pilek ,“Suhu udara malam ini sekitar 9 derajat celsius. untung aja aku udah siapin yurongfu sejenis mantel tebal yang sering dipake orang china saat menghadapi musim dingin, Sepatu boot dan mantel tebal ,aku juga gamau kalah dengan cewek-cewek Beijing yang modis-modis itu. untungnya juga si kecil udah aku buntel juga dengan jaket , selimut tebal dan penutup kuping bergambar mickey mouse.
'' duh imutnya Damian''....
Yipppieee... welcome to china, Rasanya lega sudah sampai dari perjalanan jauh, Setelah 9 jam yang melelahkan di pesawat, antri lagiii.... antri lagi deh, setelah dapat cap pasport dari petugas imigrasi , aku segera mengambil bagasi, ummh untung aja prosesnya mudah karna aku kan overseas Chinese alias China perantauan (Huaqiao) alias warga Indonesia keturunan tionghoa juga ,terlebih Damian kan asli kelahiran Beijing juga.. jadi saat itu semua lancar..car..
'' Damian kita balik lagi nih ke tanah leluhur , Nak!'' sambil menempelkan hidungku pada hidung mungilnya
Dingin dan anginnya kencang. cuaca dingin banget aku kira turun salju sekitar tanggal 20 an tahunya cuaca udah sedingin ini , Dijalan keluar bandara butiran hujan salju terlihat jelas selanjutnya mau kemana kita?''
Aku naik taxi menuju apartment , Mahal sih tapi gak apa lah, bisa aja aku naik MRT menuju Wudaokou berhubung aku bawa barang bawaan yang seabreg, taxi adalah pilihan terbaiknya . Lalu lintas nampaknya agak tersendat saat itu soalnya saljunya turun agak lebat ,
November di beijing itu suasananya romantis apalagi malam hari pemandangannya indah ditambah suana dingin ketika taxi menyapa di kota Beijing,
''pemandangan yang sangat menakjubkan !!!!! ''
Lampu-lampu berderet indah menghiasi bangunan-bangunan tua. Meskipun bukan pertama kali ke kota ini, aku tetap dibuat jatuh cinta. Bangunan-bangunan tua tampak gemerlapan menghiasi malam yang dingin dan jalan-jalan yang lebar, bersih serta nyaman. Ah... ternyata salah satu bangunan yang membuat aku jatuh cinta adalah tampak belakang Forbidden City di malam hari yang dingin ... Ah.... indah sekali kala malam menyapa...
'' kalau aja sama Pasangan , ummh Romantisnya bukan main '' gumanku ''Umm tapi sama siapa? yang kemaren aja udah bikin aku kapok'' walaupun naluriku berkata aku tak ingin sendirian.
Tibalah aku di Wudaokou Apartement, untungnya banyak kaki Lima dan restoran yang menjual aneka makanan disana kebetulan aku laper, perut udah mulai keroncongan .
Kebetulan sekali ada restoran bernuansa tradisional yang menawarkan menu Huoguo makanan berkuah enak yang dimasak dalam hotpot untuk hangatkan badan , dan aku memesan beberapa buah baozi (bakpao) untuk dibawa pulang keapartement .
Damian anteng saja dalam pelukanku sesekali aku ajak dia mengobrol dan mengajaknya tersenyum ,yah Damian juga ikut tersenyum , dia sangat aktif menggerakan tangan dan kakinya. mulutnya bergerak-gerak dan bilang ooo...ooo..oo.. yah itu mungkin salah satu bentuk interaksinya padaku, ohhh.. menggemaskanya anakku ini, banyak sekali orang-orang yang menyapa, membuat yang melihat dan memperhatikan Damian, ingin menggendong si kecil yang bersih ini.
Sembari menunggu pesanan makanan datang aku menikmati hangatnya wang loji, wang loji adalah teh herbal berwarna merah kecoklatan yang cocok untuk disegala musim apalagi musim dingin begini, tubuhku jadi hangat kembali , Akhirnya pelayan datang menata menghidangkan semua pelaralatan pesanan makanan ku, makan Huoguo dengan hotpot chinese punya sensasi tersendiri lho!. gini nih asiknya makan di restoran di china pake piring isonik, rasa kaldu huoguo begitu kental terasa , tahu, ikan, seafood, jamur, dan beberapa irisan daging campur aduk jadi satu dalam kuahnya ditambah dengan irisan seledri yang semakin menambah aroma dari hotpot huoguo ini, membuatku semakin ngiler untuk segera menyantapnya.
''berasa lagi syuting Kuliner nih hehehe'' gumanku dalam hati
Sesudah selesai makan , aku masuk ke gedung apartementku, naik lift menuju kamarku yang berada di lantai 8 , kubiarkan barang-barangku tergeletak begitu saja, aku lelah sekali rasanya tempat tidur udah panggil-panggil aku untuk cepet-cepet bobo, Damian juga nampaknya lelah juga , aku terlelap tidur, sampai lupa kabari Mama kalo aku udah sampai di Beijing.
Inilah tempat yang sangat strategis yang dekat dengan BLCU tempatku berkuliah , kalo di Wudaokou rasanya gak kaya di luar negri nih soalnya mahasiwa BLCU kan tempat kumpulnya anak Indonesia belajar Mandarin, jadi ngerasa perkampungan Indonesia yang nyasar di China hehe
Tepat pukul 11 malam, aku sampai dirumah yang sudah gelap gulita karena semuanya pasti sudah tertidur, sengaja pikirku aku ingin tidur disamping Mama, saat aku hendak masuk ke kamar, pandanganku tiba-tiba tertuju pada box bayi kulihat pangeran kecilku ini sedang tertidur lelap , pangeran kecil ini yg membuat letih penatku usai bekerja sekejap hilang. malaikat mungil yg membuat senyumanku tetap mengembang, ketika persoalan menghadang, ketika aku harus mencari rezeki untuk kebutuhannya ,'' yeah his my prince'' malam itu aku gak bisa tidur , aku tidur samping mama, setelah doa malam aku coba untuk memejamkan mata .
Namun ada hal yg tidak tersurat dan tersirat dalam benakku, banyak kepiluan yang membelenggu hati ini dan ingin rasanya aku melepaskan semua , walaupun masalah yg aku hadapi tak kunjung mendapat solusi yang pasti, Tuhan sedang menguji kesabaranku, bagaimana aku bisa bertahan dalam situasi ini jelas tidak lebih sulit dibanding dengan bertahan hidup yang sudah kulakukan selama ini. meskipun aku berpura-pura bersikap seperti biasa, Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. tidak ada pilihan selain ''menjalaninya''.
Mama seolah paham dengan apa yg sedang aku bimbangkan, dengan suara lembutnya bertanya ''kenapa Var? sudahlah nak, sudah cukup kamu tersakiti jangan sampai kamu membuat hati kamu semakin terluka''
perkataan itu seolah Mama merasakan sakitku walaupun aku tak menampakan tangis. sambil menatap langit-langit dikamar , pikiranku bercampur aduk, aku menjawab ''akh nggak,nggak ada apa-apa ma..''jawabku dengan tenang sambil geleng-geleng kepala.
keringat dingin tiba2 bercucuran, mendadak aku teringat tentang semua dosa-dosa, lamunan panjang menampakkan berbagai macam dosa yg tiba-tiba menjelma DEG! aku hanya terdiam, tak terasa, ada yang merembes dikelopak mataku.. andai saja aku tak ceroboh dalam berbuatTeringat saat Levi meneleponku beberapa hari yang lalu sebelum akhirnya aku memutuskan pergi dari hidupnya.
''Terus pi! sakitin aku begitu, sakitin terus jangan setengah-setengah! aku enggak pernah berhubungan intim lagi dengan siapa2 lagi selain sama kamu, terus aja ngomong kalo kalo ragukan Damian itu anak kamu, sekalian bilang kamu sudah punya banyak pacar diluar sana, inget karma pi , Karma itu ada! aku gak rela kamu sakitin terus seperti ini!'' langsung kututup dan aku lempar ponselku entah kemana.. begitulah hari-hariku yg selalu ribut dengan Levi. Kehadiran Damian ditolaknya dengan keangkuhan, dan ucapan meremehkanku yg membuat dadaku terasa sesak, terasa begitu sempit menghimpit, aku menjadi sosok yg pemarah dan emosional tak jarang tiba-tiba air mataku luruh, apalagi kalu aku ingat caci-maki dan kata-kata pedas darinya. Sungguh kepalaku mau pecah.
Sering banget aku murka dan jantung ku berdebar begitu kencang, Tubuhku lemas bercampur aduk.Tubuhku lemas sekali. Dia gak pernah mau mencoba memahamiku, aku masih kepikiran ucapan-ucapan Levi yg tidak mau mengakui Damian sebagai anaknya .sampai-sampai aku males untuk ngebahas lagi!. Meminta pertanggungjawabannya tanpa ada titik temu malah membuat pikiranku semakin kusut. Maka ditingkat kesakitan hatiku yang sangat parah, Saat itu juga aku putuskan untuk keluar pergi dari hidupnya.
Dan setelah pikir panjang akhirnya aku memberanikan diri untuk curhat sama mama..
''ehm! Ma..., aku pengen ngobrol'' panggilku ragu-ragu
'' Ayok ngobrol. ceritain apa saja yg pengin kamu omongin, biar Mama tahu dan bisa melihat keadaan hati kamu Var'' ditepuknya ringan pipiku ini
''Enggak, kepikiran aja , anak macam apa aku ini. anak paling kurang ajar. anak paling hina. kerjaannya hanya bikin masalah buat mama, apalagi aku dengan status aku yg sekarang''
''Var..var.kamu ini kenapa? apa kamu masih ingat-ingat orang yg sudah menyakiti kamu itu lagi? apa kamu dihina-hina karna masalah anak lagi? apa Mama diam aja? Enggak Var .mama tetep belain kamu nak, mama tetep ada didepanmu''.
''Enggak Maa aku gak ingin ingat-ingat dia lagi, hati aku sakit banget maa..''
Mama mengangguk dalam ketenangannya ''Mungkin secara kasat mata hubungan kamu sama Levi sudah berakhir, tapi, mama tahu perasaan dan hatimu mungkin belum sepenuhnya berubah, bukan mama gak percaya kamu Var, sama sekali enggak.Tapi, perasaan manusia terkadang lepas dari kendali. tapi, mama.. adalah orang yg paling tidak rela anak mama terus menerus disakiti oleh orang yg tidak bertanggung jawab. ngertikan maksud mama?''
''Enggak ma kenapa sih mama nuduh gitu, ngapain Vara inget-inget lagi orang yg udah nyakitin hati Vara secara maksimal , buktinya aku sekarang begini pun dia gak perduli, sejak Damian lahir, aku bertarung dengan nyawa sendirian, berhadapan dengan mauuuuuut, antara hidup dan mati manaa ? , aku yg sendiri pontang-panting cari uang buat membeli susu dan bubur bayi, untuk apa ma.. aku masih mengaharap sesuatu pertanggungjawaban yg sia-sia dari orang itu!''
''Mama gak nuduh Var , Mama tahu betapa hancurnya hati kamu, mama hanya coba memahami kalau hati kamu masih dalam masa transisi. dan mama tahu betul,bukan hal yg mudah untuk melupakan seseorang dan menggantinya dengan orang lain, kalo masih terbayang sesekali itu wajar kok."
''Enggak ma... sekalipun aku gak pernah harapkan Levi lagi''
''Bagus!'' mama mengangguk .'' Tapi belajar kendalikan sepenuhnya perasaan kamu, yang mama inginkan sekarang itu adalah kedewasaanmu mengendalikan perasaan, jangan sampai mama sering memergoki kamu dalam tangisan, dan senandung-senandung yg sedih, mama enggak mau melihat Putri sulung kesayangan mama terguncang atau stress''
''Iya Maa.., meskipun aku hanya menjadi orang tua tunggal untuk Damian
aku akan melakukan apaa saja yg terbaik untuknya'' jawabku
''Siip itu baru anak mama, jadilah orang tua yg baik ..berikan dia makanan yg enak, pakaian bagus atau sekolah yg baik , lakukan semua apa saja supaya cucu mama itu pintar. kenalkan agama agar hidupnya terarah agar dia dapat kehidupan yg pantas kelak! ''
''Iya, ma..makasih ya ma semangati Vara terus'' jawabku harus sembari memeluk Mama
Semalaman aku dan Mama bergadang mengobrol sampai kelelahan dan tidur.
Kalo mengingat semua hal yang pernah aku lakukan dengan Levi rasanya membuatku seperti ingin memuntahkan apa yang sudah kutelan. Aku mual. Aku muak. menjijikan, perlakuannya cukup membuatku matirasa.
Namun Kasih Mama dan Papa selalu mengingatkan bahwa seorang perempuan yang baik tidak akan dengan sengaja menyimpan kebencian dan kemarahan. belajarlah memaafkan dirimu dan orang yg sudah menyakitimu, meski ada rasa sakit yg tersimpan.
Tuhan hanya butuh pengakuan dengannya berdua, kemauan untuk berubah terbuka dan jujur adalah satu jalan menuju pemulihan hati. Sebenarnya aku tak pernah berharap akan berpisah dengan Levi dengan cara seperti ini, terputus dan berakhir tanpa ikatan perkawinan.
Terserah. aku pernah berkhayal dicintai Levi dan membangun kehidupan rumah tangga dengannya dengan penuh perasaan yang menyenangkan. dulu aku pikir dialah yang terbaik dalam hidupku, lelaki yang bisa menghapus air mata dari pipiku dan berikanku senyum. ya itulah aku yang mengharapkan Levi sejak lama, menunggu dengan sabar dan berakhir dengan kesia-sian apalagi Levi mulai mencoba beranjak melupakan semua tentang kita, dan sering menyebut beberapa nama perempuan lain, Sherly ,Mirsa , atau siapalah. Rasanya seperti mati ,bahkan'' tak ingin mendengar nama-nama semua itu lagi, perempuan mana yang tidak cemburu kalau pacarnya ternyata berbagi hati?. akupun akan menyingkir baik-baik kalo sudah ada yang gantikan posisiku dihatinya.
Semakin lama hubunganku dengan Levi hanya dihantam dengan gelombang emosional dan pertengkaran, ketidak perduliannya terhadap darah dagingnya sendiri yang membuat hati ini semakin geram. percuma sampai bertekut lutut dan menangis sampai meraung-raung pun hanya menambah derita buatku sendiri. toh dia tidak perduli. kata-kata yang keluar dari mulut hanya ucapan yg meremehkan . makin menyayat hati.
Aku harus membuka mata hati lebar-lebar dan sadar. Kalau Levi bukanlah sosok laki-laki yang baik. bukanlah pemimpin, pelindung dan pembela seperti yang selama ini aku harapkan. Hanya bual-bualan , dan kenarsisnya yang jelas nampak sekarang!. Menebarkan pesona di Media sosial untuk menjerat perempuan-perempuan lain agar tertarik padanya. dulu pesona itu mungkin menarik aku tapi itu dulu, hingga aku jatuh cinta dan hingga terlahirnya Damian kedunia, Malah sekarang nyata-nyatanya hanya perendahan , penyiksaan dan penganiayaan bathin yang mengerikan ini yang jelas aku terima. Baiklah, aku terima dengan tangan terbuka , Tapi aku janji kekejiannya ini akan segera aku akhiri.
Aku berteriak. Melemparkan bantal sekuat tenaga kearah pintu melampiaskan perasaan kesal yang tak terkontrol, dan lebih sering menangis ditelepon. bukan nya sesekali tapi sering sekali aku menangis hingga kelelahan dan tertidur. Yaah.. meski aku bisa menulis takdir aku tidak ingin menyesali semua yg terjadi. Aku menarik nafas panjang .mengusap wajah. berharap keadaan hatiku kembali seperti sedia kala. Meninggalkan Levi dengan tanpa penyesalan , hanya berdoa kesakitan ini akan segera berlalu, dan segera Tuhan berikan kebahagiaan yang jauh lebih besar untukku, lambaian Skenario sempurna untuk masa depanku.
Papa dalam keadaan sakitnya Ia masih memberiku penguatan . Tangannya merangkul pundakku, dengan menunjukan kebijaksanaan dan kelembutannya sebagai seorang Ayah.
''Ndo, semakin kamu merasa lemah dan jujur dari kepedihanmu, semakin dalam penyembuhan yg akan kamu terima Ndo... berhentilah menyalahkan diri sendiri''
dengan raut kesakitan, kegelisahan,kesedihan dan keputusasaan , tangisku pecah ''Aku menyesal Pah..aku pengin minta maaf Pah..Aku gak bisa jadi anak yang membanggakan Pah..''
''Sudah Ndo, kembalilah sama Tuhan , Semuanya .. hanya Tuhan yang berikan semua kebahagiaan, berikan semua kebaikan , dan kehidupan, mintalah pengampunan darinya, Dia Maha luas ampunannya. lupakan..!!, mulai sekarang bersikaplah lebih baik.'' Papah mengusap kepalaku lembut
Melihat matanya Damian berwarna coklat terang. sangat menyejukan hati. apalagi lesung pipit kecilnya muncul saat mulai tersenyum , sangat ngegemisin . betapa lucunya makhluk kecil titipan Tuhan ini. Aku bersyukur punya Mama dan Papa yang luar biasa kasihnya. Betapa mereka menyayangiku dan masih menerimaku sebagai anaknya. tak mempermasalahkan bagaimana aku , apapun itu ,mereka benar-benar tidak perduli. dan tetap masih ada maaf dan pengampunan kepadaku. Benar-benar tulus.
Tak ada alasan aku untuk tidak mengabdikan diri pada mereka . tidak ada omelan dan kemarahan . Nasihat-nasihat mereka menyamankan aku membuat semuanya berubah, perkataannya itu berhasil mengobati lukaku, mengajariku merelakan, membuatku memaafkan, menikmati dan mensyukuri apa yang aku punya. Terimakasih Tuhan , ini kehendakmu dalam hidupku, mulai sekarang aku bangkit , apapun yang terjadi Damian adalah titipan Tuhan surga kecil yang mesti aku jaga sebaik-baiknya.
Mengejar impian ke Negeri Tirai Bambu
Aku butuh ketenangan, disampaikannya siang itu kabar yang menusuk jantungku, langsung menoreh kan luka yang dalam, Angga sahabatku sempat berbincang melalui telepon dengan Levi dan jawabannya tetap sama dia benar-benar membenci dan tidak perduli lagi tentangku dan Damian. ''Angga ngapain sih kamu telpon orang itu segala?'' tukas ku ketus dengan nada kecewa. obrolan Angga dan Levi justru kian merapuhkan perasaanku. aku terduduk lemas dilantai, ada perasaan lemas campur aduk tak menentu, antara sedih dan merasa tidak berharga sebagai seorang wanita.
Sore itu aku pamit sama Mama untuk pergi ke singapura untuk menenangkan diri beberapa hari disana. sebelum akhirnya aku pergi ke Beijing, Aku nggak tahu, harus menyebut apa dorongan hati ini agar segera pergi, Tujuan pastinya untuk melanjutkan pendidikanku dengan kesempatan beasiswaku disana. tapi ada sesuatu yang tidak terwakilkan yang membuatku ingin segera bergegas pergi dari Indonesia.
Sebenernya apa yang terjadi dengan Vara desak Mama ada hal yang ganjil terdeksi oleh instingnya yang berpengalaman itu .'' kenapa packing barang? Var kamu mau kemana?''
''Gak ada apa-apa, Ma'' jawabku ''Vara cuman pengen praktis aja kalo pergi ke maindland dari singapura, Damian aku bawa ya Ma''
''Tapi kenapa harus dari sekarang dan Damian kamu bawa, apalagi kamu sendirian !. kalo ada apa-apa gimana Var?'' bantah Mama tegas
''Mama gak usah khawatir ,'' jawabku dengan tenang'' Vara kan udah gede Ma, Vara bisa kok jaga Damian dengan baik. Kan Vara juga udah sering ke sana!''
''Seharusnya kamu juga gak perlu bawa-bawa anakmu Var..''
''Gak apa-apa Ma, Vara mampu sendirian, Vara bisa urus Damian sendiri tanpa siapa-siapa Ma !''
''Terus , apa yg kamu lakukan beberapa hari di singapura? kalo Damian dibawa nanti disana siapa yang jaga, kuliah kamu gimana? tanya Mama
''Vara butuh ketenangan Ma..!''
'' Tapi... Mama khawatir Vara'' bantah Mama lagi , Aku meraih jemari Mama sembari menggendong Damian yg kala itu rewel
''Mama gak usah khawatir, Vara sudah dewasa. Vara tahu apa itu bahaya. Percaya Ma, Vara bakalan baik-baik aja, Ya, Ma?''
'' Mama gak abis pikir apa yang kamu cari?'' keluh Mama.. '' yasudah hati-hati ya Var, jaga diri, Mama hanya bisa doakan kamu, dan Mama berharap semoga apa yg kamu raih nantinya akan selalu berkah. jaga cucu kesayangan Mama dan Papa ya nak!'' mama nampak khawatir sekali
'' satu lagi, kalo ada apa-apa cepet telepon mama ya , nak!''
Aku sendiri tidak mau menjelaskan apa maksudku, Cuma Aku sendirilah yang tahu.Maafkan aku Mama mengabaikan kepedulianmu, Restui aku Mamaa.. agar aku pulang dengan masa depan gemilang, Aku percaya nasihat-nasihat mu membuat segala hal yang sulit, akan aku rasakan menjadi mudah untuk aku lewati.
Terimakasih , Mamaa...
Berkali-kali sahabatku Angga menelpon untuk menghalagiku pergi
''Pegang omonganku Ver kamu bakal menyesal dengan keputusan kamu itu apalagi bawa Damian pergi juga, aku gak yakin kamu bisa sembuhkan hati , dimanapun kamu berada masalalu kamu bakalan tetep menghantui kamu kalo kamu tidak pernah ikhlas Ver '' Angga terus membujuk aku dengan penuh rasa haru
''Sulit menjelaskannya sama kamu Angga, aku ngerasa obrolan mu dengan Levi udah cukup kasih aku keputusan, tapi yaudahlah, lupain aja, suatu saat kamu akan tahu!''
''Aku gak bisa menghalangi keputusanmu Ver, jaga diri baik-baik disana, jaga juga dede Damian, Godblessyou'' Empati Angga padaku saat itu
''Iya , makasih banyak Angga dukungannya''
Sore itu aku pergi ke pelabuhan untuk menyeberang menggunakan feri ke Singapura, melangkah menuju dermaga . Dengan matahari merah yang hampir tenggelam dan angin kencang mulai menyentuh kulitku, kupeluk erat bayi mungilku ku coba hangatkan tubuh kecilnya agar tetap hangat.perjalanan dari batam ke singapura kurang lebih memakan waktu 1 jam.
Sesampainya disingapura, akhirnya kapal Feri berlabuh diterminal Harbourfront Centre, kubawa koper bawaanku sembari menggendong Damian yang saat itu tertidur pulas, mengantri untuk proses imigrasi, setelah pasport di cap oleh petugas. melewati custom dan barang-barang di cek barulah aku keluar dari terminal Feri dan langsung menuju kawasan Harbourfront yang juga terhubung ke vivocity. masuklah aku ke Vivocity disana ada monorail ekspress menuju santosa island.
Aku naik MRT tujuan Marina bay menuju Orchard tujuannya untuk memudahkanku pergi ke changi airport nantinya, mencari penginapan yang murah di orchad road sebelum besok paginya aku pergi ke beijing. akhirnya memilih Somerset Orchard singapore hotel , sebagai tempatku menginap, aku bener-bener kerepotan saat itu membawa barang banyak dan menggendong bayi.
Setiap melihat wajah Damian hatiku selalu kembali bisa berbunga-bunga, kutidurkan Damian ditempat tidur.
'' selamat tidur sayang'' aku mengecup kening Damian
Harapku hanya ada satu semoga kelahirannya sebagai anak yang berbakti pada Ibunya, seorang bayi laki-laki dengan tubuh mungilnya yang selalu membuat Navara bisa merasa bahagia.
bagiku segala cinta hanya untuk Damian, putra semata wayang yang sangat Vara sayangi. Demi Damian aku janji akan menjadi Ibu yang kuat, tabah , tegar, sangat sabar dan ikhlas. Meskipun harus bergulat dengan hidup aku rela dan siap menukarnya dengan nyawa. melihat wajah Damian itu bagiku bahagia..
Iya bahagia itu sungguh sederhana
Aku bisa tidur menjelang subuh, sebelumnya aku iseng untuk membuka ultrabook untuk sekedar menutup Fb menghilang dari semua akses media sosial , Aku berpikir hanya account bloggerku lah yang aman dari langkahku untuk melupakan Levi, Kubuka account blogger ku untuk menulis, menghela nafas berat, Levi datang memberikan komentar pada salah satu tulisan ku.
''Met Menuntut Ilmu ,,, Jiayou !'' dan '' semangaaattt'' komentar Levi
'' trims '' jawabku dengan kebekuan yang tidak tahu kapan akan mencair , apakah kebekuan ini akan berlanjut setelah hari itu? Aku juga tak tahu.
Sekuat daya aku menahan perasaanku ,menelan ludah dengan susah payah. Setengah mati dikuat-kuatnya hatiku untuk diam tidak menangis, menyabarkan hati aku ingat pengusiran Levi dulu
'' Pergi, sekarang aku terima karma dari kmu aku dilempar kecap pedas juga diusir orang tua , aku disumpah serapahi juga, kamu sudah puas bukan?''
Ummmh...hatiku hanya bisa berguman ''baiklah Levi aku akan pergi, aku tak akan mengganggumu, Aku harus melupakanmu ...bantulah aku..semoga Allah membalas kelakuanmu Levi!''
Sesekali menatap kembali komentar Levi pada tulisanku , membuatku berguncang menahan tangis . aku ingin melepaskan semua yang selama ini menindih hatiku.
Jujur saja aku kangen Levi yang dulu tapi... ''bukan waktu yang tepat Levi kamu menyapa aku lagi. semuanya telah terlambat, semuanya berlalu!'' gumanku
'' Dan aku harus bisa melupakanmu, apa pun yang terjadi!''
Subuh, dini hari aku berkemas . Yang pertama kali didengar adalah tangisan Damian yang sudah gak nyaman minta ganti popok , saat itu juga aku memandikanya . kalau saja Levi mau bertanggung jawab dan mengakui Damian sebagai anaknya moment-moment aktifitas seperti ini masih bisa kami lakukan bersama. tapi sikap keacuhan mu membuat hatiku sudah bermetamofosa.
'' Aku minta maaf...Levi'' Aku memilih menghindar, perlahan mundur menjauhimu..
Dan bagiku semuanya sudah menjadi masalalu, aku tak ingin mengarunginya lagi. Semua sudah selesai, sudah puing, sudah habis. Aku tak ingin memulainya lagi, tak ingin membangunnya lagi, walaupun bisa, walaupun ada kesempatan. Tapi ahh.. sudah biarlah, biar yang sudah selesai, kita selesaikan, kita bubarkan, kita tamatkan, Biarlah yang sudah lari, kita lepaskan, Tak perlu kita kejar .Tak perlu. Tak perlu. semua sudah selesai, habis, tamat. Titik.
''duh cenengnya, anak Mami udah wangi'' ku gendong sambil kuciumi tubuhnya yang kental dengan aroma khas bayi .
Bayi sekecil ini tahu nya cuman netek di ibunya , ada harapan dan doa juga untuknya disetiap ASI yang dia minum lewat tubuhku. kupandangi wajahnya dalam buaian timanganku. dan ku belai kepalanya dengan lembut , tak luput dari doa sambil menyusui Malaikat kecilku ini aku berkata
''jadi anak yang sholeh ya Nak, semaksimal mungkin Mami janji bakalan berikan Damian yang terbaik, cinta yang Mami beri buat kamu cinta yang menangisi kamu, dengan sepenuh doa..Sayangku, jadi jagoannya Mami yah, meski sekarang kita cuman berdua tapi Mami yakin Damian akan jadi anak yang kuat, Mami bakalan bahagiain Damian bagaimanapun caranya''
Damian tempat segala bahagia bermula , Damian adalah semangat spiritualku malaikat kecil dari surga yang mendatangkan kenyamanan kedalam bathinku. Damian juga seolah tampak tenang dan menatapku dengan penuh kasih, dan aku bisa melihat makna yang begitu besar dari pancaran matanya, .Begitu terpusat konsentrasinya saat mengisap, nampaknya Damian benar-benar sangat lapar.
'' Ummh anakku, I love you'' gumanku sambil tersenyum
Aku buru-buru check out , dan naik MRT menuju Changi, untungnya pesawat Jetstar Airways yang masih tersisa seatnya untuk penerbangan siang ini. Alhamdulilaahh kebagian tiket..!!!
Disambut butiran Salju Putih
Begitu turun dari pesawat aku langsung disambut butiran salju, Badan mendadak seperti membeku begitu keluar dari Beijing Capital International Airport langsung aja hidungku pilek ,“Suhu udara malam ini sekitar 9 derajat celsius. untung aja aku udah siapin yurongfu sejenis mantel tebal yang sering dipake orang china saat menghadapi musim dingin, Sepatu boot dan mantel tebal ,aku juga gamau kalah dengan cewek-cewek Beijing yang modis-modis itu. untungnya juga si kecil udah aku buntel juga dengan jaket , selimut tebal dan penutup kuping bergambar mickey mouse.
'' duh imutnya Damian''....
Yipppieee... welcome to china, Rasanya lega sudah sampai dari perjalanan jauh, Setelah 9 jam yang melelahkan di pesawat, antri lagiii.... antri lagi deh, setelah dapat cap pasport dari petugas imigrasi , aku segera mengambil bagasi, ummh untung aja prosesnya mudah karna aku kan overseas Chinese alias China perantauan (Huaqiao) alias warga Indonesia keturunan tionghoa juga ,terlebih Damian kan asli kelahiran Beijing juga.. jadi saat itu semua lancar..car..
'' Damian kita balik lagi nih ke tanah leluhur , Nak!'' sambil menempelkan hidungku pada hidung mungilnya
Dingin dan anginnya kencang. cuaca dingin banget aku kira turun salju sekitar tanggal 20 an tahunya cuaca udah sedingin ini , Dijalan keluar bandara butiran hujan salju terlihat jelas selanjutnya mau kemana kita?''
Aku naik taxi menuju apartment , Mahal sih tapi gak apa lah, bisa aja aku naik MRT menuju Wudaokou berhubung aku bawa barang bawaan yang seabreg, taxi adalah pilihan terbaiknya . Lalu lintas nampaknya agak tersendat saat itu soalnya saljunya turun agak lebat ,
November di beijing itu suasananya romantis apalagi malam hari pemandangannya indah ditambah suana dingin ketika taxi menyapa di kota Beijing,
''pemandangan yang sangat menakjubkan !!!!! ''
Lampu-lampu berderet indah menghiasi bangunan-bangunan tua. Meskipun bukan pertama kali ke kota ini, aku tetap dibuat jatuh cinta. Bangunan-bangunan tua tampak gemerlapan menghiasi malam yang dingin dan jalan-jalan yang lebar, bersih serta nyaman. Ah... ternyata salah satu bangunan yang membuat aku jatuh cinta adalah tampak belakang Forbidden City di malam hari yang dingin ... Ah.... indah sekali kala malam menyapa...
'' kalau aja sama Pasangan , ummh Romantisnya bukan main '' gumanku ''Umm tapi sama siapa? yang kemaren aja udah bikin aku kapok'' walaupun naluriku berkata aku tak ingin sendirian.
Tibalah aku di Wudaokou Apartement, untungnya banyak kaki Lima dan restoran yang menjual aneka makanan disana kebetulan aku laper, perut udah mulai keroncongan .
Kebetulan sekali ada restoran bernuansa tradisional yang menawarkan menu Huoguo makanan berkuah enak yang dimasak dalam hotpot untuk hangatkan badan , dan aku memesan beberapa buah baozi (bakpao) untuk dibawa pulang keapartement .
Damian anteng saja dalam pelukanku sesekali aku ajak dia mengobrol dan mengajaknya tersenyum ,yah Damian juga ikut tersenyum , dia sangat aktif menggerakan tangan dan kakinya. mulutnya bergerak-gerak dan bilang ooo...ooo..oo.. yah itu mungkin salah satu bentuk interaksinya padaku, ohhh.. menggemaskanya anakku ini, banyak sekali orang-orang yang menyapa, membuat yang melihat dan memperhatikan Damian, ingin menggendong si kecil yang bersih ini.
Sembari menunggu pesanan makanan datang aku menikmati hangatnya wang loji, wang loji adalah teh herbal berwarna merah kecoklatan yang cocok untuk disegala musim apalagi musim dingin begini, tubuhku jadi hangat kembali , Akhirnya pelayan datang menata menghidangkan semua pelaralatan pesanan makanan ku, makan Huoguo dengan hotpot chinese punya sensasi tersendiri lho!. gini nih asiknya makan di restoran di china pake piring isonik, rasa kaldu huoguo begitu kental terasa , tahu, ikan, seafood, jamur, dan beberapa irisan daging campur aduk jadi satu dalam kuahnya ditambah dengan irisan seledri yang semakin menambah aroma dari hotpot huoguo ini, membuatku semakin ngiler untuk segera menyantapnya.
''berasa lagi syuting Kuliner nih hehehe'' gumanku dalam hati
Sesudah selesai makan , aku masuk ke gedung apartementku, naik lift menuju kamarku yang berada di lantai 8 , kubiarkan barang-barangku tergeletak begitu saja, aku lelah sekali rasanya tempat tidur udah panggil-panggil aku untuk cepet-cepet bobo, Damian juga nampaknya lelah juga , aku terlelap tidur, sampai lupa kabari Mama kalo aku udah sampai di Beijing.
Inilah tempat yang sangat strategis yang dekat dengan BLCU tempatku berkuliah , kalo di Wudaokou rasanya gak kaya di luar negri nih soalnya mahasiwa BLCU kan tempat kumpulnya anak Indonesia belajar Mandarin, jadi ngerasa perkampungan Indonesia yang nyasar di China hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar