Menari dalam deburan obak...ummhh satu kutipan buku habiburahman e-shirazy yg pernah aku baca, besikaplah seperti peselancar yang tidak kaget menghadapi deburan ombak, tetap tenang dan terlihat mudah bermain-main dalam deburan ombak, apapun harus didasari dengan ilmu, ilmu dari mendengarkan, mengalami dan , melihat dengan mata kepala sendiri, tidak ada kesedihan yg akan terjadi kalo kita ada didalam perintah perintah Tuhan tanpa kita langgar, semoga setiap persoalan yg kini menyelimuti adalah penyadaran diri aku bahwa ada hal-hal yg tidak bisa dipaksakan secara logika manusia, dengan seringnya saya bermeditasi, berdoa dan bangun tengah malah saya jadi percaya apa itu telepati, memanggil orang secara hati dan bagaimana cara untuk bisa lebik rileks lagi dalam hadapi permasalan yg sulit, aku yg sekarang bukan lah orang yg terlalu memaksakan pada keinginan, karna yg maha membolak-balikan hati adah allah, dia pemegang kuasa atas apapun, allah lah yg berhak mengatur seluruhnya hidupku, berkali-kali saya terjatuh, berkali2 dia mengantarkan keinginan saya melakukan kesalahan tapi Allah pula yg menyadarkan saya dengan beberapa rasa sakit yg dialami, biarkan penyesalan itu datang diakhir cerita memang begitu adanya, memang manusia diciptakan makluk yg harus salah dulu barulah dia tersadar untuk kembali, namun untuk kali ini saya harus percaya , tak ada yg salah dalam agama, dalam kitab suci segala tindalan preventif telah diuraikan untuk berhati-hati dalam menjalani kehidupan.
lebih kepada penyadaran diri saya pribadi, yg sering ceroboh, dah gagal mentaati apa yg jadi kemauan Tuhan, padahal jika dulu aku bersabar mungkin tidak akan seperti ini, segala keputusan adanya pada hari ini, untuk bisa menentukan posisi saya akan dimana kelak saat masa depan itu tiba, pengetahun kita terbatas, pengetahuan saya terbatas, yah memang begitulah hidup harus mencari-cari jalan mana yg kira2nya bisa membawa hidup dalam ketenangan, semoga dengan berhentinya saya dalam melanggar, terbukanya kebahagia-kebahagian yg tertutup selama ini, dan bisa bersaksi untuk semua orang bahwa jika Tuhan sudah waktunya hapuskan air mata dalam sekejap pula kepedihan itu terhapus begitu saja tidak berbekas dan yg ada hanyalah senyum keharuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar